Calon Wakil Gubernur NTT nomor urut 3, Adrianus Garu (Pegang mic) saat di Kabupaten Ende.(Ist)

Ende, swaratimor.co.id – Di tengah perhelatan Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024, dukungan bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu, semakin menguat. Dukungan kali ini datang dari Persatuan Keluarga Manggarai yang berdomisili di Kabupaten Ende.

Pada Kamis, 5 Oktober 2024, dukungan ini terwujud dalam acara penyambutan resmi yang diadakan di kediaman Ketua Persatuan Keluarga Manggarai Ende, Kon Jati.

Kehadiran Adrianus Garu di rumah Kon Jati bukan hanya sekadar pertemuan politik, tetapi juga sebuah ritual penting dalam budaya Manggarai. Dalam acara tersebut, Adrianus Garu secara adat memohon restu kepada para tetua dan anggota keluarga Manggarai Ende. Ritual yang dikenal sebagai “Kepok” ini merupakan simbol permohonan dukungan dan restu, mencerminkan kearifan lokal yang masih dijunjung tinggi oleh Andre Garu dan masyarakat Manggarai pada umumnya.

“Restu ini sangat penting bagi kami, sebagai anak daerah yang ingin berkontribusi untuk kemajuan NTT,” ungkap Garu, menegaskan bahwa dukungan komunitas sangat berpengaruh terhadap langkah politiknya.

Kon Jati, sebagai Ketua Persatuan Keluarga Manggarai Ende, menyampaikan harapannya akan kehadiran Adrianus Garu di pentas Pilgub NTT. Menurutnya, ini adalah sebuah kabar baik bagi seluruh warga Manggarai Raya. Dalam pemilihan gubernur sebelumnya, wilayah Manggarai seringkali diwakili oleh dua calon yang berasal dari daerah yang sama. Hal ini menyebabkan suara pemilih terbagi, sehingga mempengaruhi peluang kemenangan.

“Pada Pilgub 2024 ini, kita hanya memiliki satu perwakilan dari Manggarai Raya, yang tentunya akan mengoptimalkan potensi suara. Dengan demikian, kami berharap peluang menang semakin besar,” jelas Kon Jati.

Dia menambahkan bahwa Manggarai Raya merupakan wilayah dengan pemilih terbanyak di NTT. Oleh karena itu, bersatunya suara dari masyarakat Manggarai diharapkan mampu memberikan pengaruh signifikan dalam menentukan arah kepemimpinan NTT ke depan.

Dukungan Persatuan Keluarga Manggarai di Kabupaten Ende bukan hanya sekadar pilihan politik. Ini adalah refleksi dari nilai-nilai budaya dan tradisi yang ingin dijaga oleh masyarakat Manggarai. Keterlibatan komunitas dalam proses politik adalah bagian dari tanggung jawab kolektif untuk memastikan bahwa suara mereka didengar dan diwakili secara baik.

Ritual adat seperti “Kepok” yang dilakukan oleh Adrianus Garu menunjukkan bahwa meskipun ada perubahan zaman, masyarakat Manggarai tetap menjunjung tinggi budaya mereka. Dalam konteks ini, dukungan kepada pasangan calon bukan hanya tentang preferensi politik, tetapi juga tentang identitas budaya yang ingin dipertahankan.

Meskipun dukungan ini memberikan harapan baru, tantangan tetap ada. Kon Jati mengingatkan bahwa perlu kerja keras untuk menyatukan suara masyarakat, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya berpartisipasi dalam pemilihan. Dalam setiap pemilu, ada banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil, termasuk isu-isu sosial, ekonomi, dan politik yang relevan dengan masyarakat.

“Penting bagi kita untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih dan memberikan suara kepada calon yang benar-benar peduli terhadap nasib rakyat,” tegasnya.

Adrianus Garu pun menanggapi hal ini dengan optimisme. Dia berkomitmen untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan berupaya merealisasikan program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

“Kami ingin membawa suara rakyat ke dalam kebijakan pemerintah, sehingga setiap keputusan yang diambil dapat mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat,” ujarnya.

Diaspora Manggarai yang tersebar di berbagai daerah memiliki peran penting dalam mendukung kampanye politik ini. Mereka bukan hanya sekadar penonton, tetapi dapat menjadi agen perubahan melalui dukungan moril dan materiil. Keterlibatan mereka dalam mendukung calon dari daerah asal dapat memperkuat jaringan politik yang ada dan membantu membangun citra positif bagi Manggarai Raya di tingkat provinsi.

“Peran diaspora sangat krusial, mereka adalah jembatan antara komunitas di kampung halaman dan berbagai perkembangan yang terjadi di daerah lain. Dengan dukungan mereka, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak suara,” kata Adrianus Garu.(*/epo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: