Kupang, swaratimor.co.id – Pemerintah Provinsi NTT meluncurkan Gerakan Kemanusiaan Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Jumat (18/10/2024).
Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi mendampingi Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto saat acara peluncuran gerakan kemanusiaan ini. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah penting dalam upaya menurunkan angka stunting secara signifikan di wilayah Nusa Tenggara Timur, termasuk di Kota Kupang.
Dalam sambutannya Pj. Gubernur NTT Andriko Noto Susanto, memberikan apresiasi kepada Pj. Wali Kota Kupang atas kolaborasi yang solid dalam penanganan masalah stunting dan kemiskinan di Kota Kupang.
Ia menekankan, masalah stunting erat kaitannya dengan kemiskinan, sehingga diperlukan upaya bersama untuk mengatasi kedua permasalahan ini secara terintegrasi.
“Gerakan ini disebut sebagai gerakan kemanusiaan karena anak-anak yang terkena dampak adalah generasi penerus bangsa. Ini adalah bentuk nyata dari sila kedua Pancasila: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” kata Andriko.
Sebagai Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan di Badan Pangan Nasional, Andriko juga menegaskan bahwa penyebab utama stunting di NTT bukanlah kekurangan pangan, melainkan pola asuh yang kurang tepat. Karena itu, gerakan ini juga bertujuan untuk memperbaiki pola asuh dan pemanfaatan pangan lokal guna meningkatkan gizi anak-anak.
Ia berharap gerakan kemanusiaan ini menjadi langkah awal dari lebih banyak inisiatif yang dapat mengatasi stunting dan kemiskinan di NTT secara berkelanjutan.
Sementara Pj. Wali Kota Kupang, Linus Lusi, dalam sekapur sirihnya mengucapkan terima kasih kepada Pj. Gubernur dan seluruh jajaran atas dipilihnya Kelurahan Fatukoa sebagai lokasi peluncuran gerakan kemanusiaan ini. Linus menekankan bahwa gerakan ini merupakan bentuk kesadaran bersama dari seluruh elemen masyarakat untuk menuntaskan persoalan stunting di Kota Kupang.
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari perangkat daerah hingga tenaga kesehatan, untuk bersinergi dalam mempercepat penurunan angka stunting.
Linus Lusi juga menyampaikan perkembangan upaya penanganan stunting di Kota Kupang selama dua tahun terakhir. Pemerintah Kota Kupang telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) NTT. Melalui sinergi ini, Pemkot Kupang optimis dapat menurunkan jumlah anak yang terkena stunting dari 4.000 menjadi 2.000 anak dalam waktu enam bulan. Ia juga berharap melalui arahan Pj. Gubernur, semua pihak dapat bekerja lebih optimal untuk mencapai target tersebut.
Setelah acara peluncuran, dilakukan simbolisasi penyerahan bantuan sosial kepada penerima manfaat. Bantuan yang diserahkan berupa 10 kg beras fortifikasi, 2 kg kacang hijau, 2 rak telur ayam, abon ikan atau sapi, serta biskuit kelor. Pj. Gubernur dan Pj. Wali Kota juga menyerahkan makanan bergizi kepada anak-anak yang mengalami stunting, sebagai bagian dari upaya pemenuhan gizi untuk generasi mendatang.(*/epo)