Labuan Bajo, swaratimor.co.id – Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto melakukan kunjungan kerja ke Pulau Komodo, Minggu (20/10/2024). Dalam kesempatan ini, Andriko menyerahkan Bantuan Sosial Stunting dari Pemerintah Provinsi NTT kepada 5 baduta yang terindikasi Stunting.
Andriko mengungkapkan, daya tarik desa Komodo sangat luar biasa. Lambang Nusa Tenggara Timur itu ternyata berasal dari desa ini.
“Seluruh dunia tahu, Komodo itu hanya ada di sini, tidak ada di tempat lain, hanya ada di Nusa Tenggara Timur. Sebagai binatang zaman Purba yang masih diselamatkan Tuhan dan ditempatkan di sini, tentu Komodo diharapkan membawa berkah bagi desa ini karena berbagai wisatawan dari berbagai belahan dunia ingin datang ke sini dan melihat Komodo. Mudah-mudahan menjadi berkat tersendiri, semakin sejahtera, semakin nyaman dan semakin beriman,” jelas Andriko.
Menurut Andriko, Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan layanan dasar terutama kesehatan dan pendidikan.
“Kita sudah punya Puskesmas permanen di Desa Komodo, mudah-mudahan bisa memberikan layananan kesehatan bagi semua masyarakat desa Komodo. Terkait keberadaan SMK Restorasi Komodo, tentu ini jadi tugas Pemerintah untuk memberikan fasilitasi urusan wajib layanan dasar pendidikan ini. Kita akan bersama-sama memperjuangkan ini secaara berjenjang, kita akan dorong sama-sama yah pa Pjs Bupati untuk mengurus rekomendasi lahan dari Balai TNK,” ungkap Andriko.
Andriko mengakui jika Labuan Bajo sudah mendunia. Apalagi dengan adanya rute penerbangan internasional ke Labuan Bajo.
“Harapannya masyarakat Manggarai Barat mendapatkan prioritas untuk menikmati kesejahteraan, mendapatkan pekerjaan. Salah satunya dengan mempersiapkan di sekolah Pariwisata,” jelas Pj Gubernur.
Andriko juga mengingatkan masyarakat tentang berbagai upaya pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Pemerintah ingin menyiapkan sejak sekarang agar anak-anak dapat tumbuh sehat, aktif dan produktif. Namun Pemerintah masih dihadapkan pada angka stunting yamg masih tinggi.
“Di Komodo ini tanahnya memang kurang bagus untuk bercocok tanam, tapi lautnya luar biasa untuk hasilkan bahan makanan bergizi. Dari Pemerintah ada bantuan beras 10 kg, bantuan keluarga beresiko stunting 1 ekor ayam dan 10 butir telur ayam. Juga ada bantuan sosial stunting dari Pemerintah Provinsi. Itu semua diperuntukan kepada anak-anak, jangan dijual dan bukan pula untuk bapa dan mama,” kata Andriko mengingatkan.
Sementara Kepala Desa Komodo, Haji Asan dalam laporannya menjelaskan jumlah penduduk Desa Komodo sebanyak 1.986 jiwa dengan 534 kepala keluarga. Haji Aksan meminta perhatian dari Pemerintah terkait keberadaan SMKN Restorasi Pulau Komodo yang masih sangat terbatas dan signal atau jaringan telekomunikasi yang naik turun.
“Ini sudah standar nasional dan internasional. Bapak Gubernur lihat sendiri setiap hari banyak yang berkunjung ke sini, tapi signal masih naik turun. Sedangkan untuk listrik, kami rasa bangga kurang lebih 4 tahun, siang malam sudah nyala. Tetapi mesinnya sudah agak tua sehingga kalau pakai penuh, maka akan padam semuanya. Kami berharap hal-hal seperti ini diperhatikan oleh Pemerintah,” ungkap Haji Aksan.
Dalam kesempatan ini, Pj Gubernur NTT Andriko Noto Susanto menyerahkan bantuan sosial stunting berupa beras fortivit 10 kg, kacang hijau 2 kg, telur ayam ras lokal 2 Rak, abon ikan 200 gram, biskuit kelor 1 pak dan serbuk kelor 1 pak kepada lima anak yang terindikasi stunting di desa Komodo. Pj Gubernur juga berkesempatan meninjau SMKN Restorasi Pulau Komodo yang masih sangat darurat. Dan sebelum ke Pulau Komodo, Pj Gubernur berkesempatan melakukan tracking di Pulau Padar.
Turut mendampingi Pjs Bupati Manggarai Barat, Plt. Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi NTT, Sekretaris Kecamatan Komodo, pejabat dari BTNK, Kepala Bank NTT Cabang Labuan Bajo dan undangan lainnya.(*/ven)