Calon Gubernur NTT nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi saat menjenguk Alfonsus Mus Koban.(Ist)

Kupang, swaratimor.co.id – Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi ikut merasakan kesulitan yang dirasakan korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur. Karena itu, disela-sela masa kampanye yang tersisa hitungan jam, Simon Petrus Kamlasi meluangkan waktu untuk menjenguk salah seorang korban erupsi Gunung Lewotobi yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) W.Z. Johannes Kupang, Jumat, 22 November 2024.

Simon Petrus Kamlasi mengaku memonitor adanya seorang korban erupsi Gunung Lewotobi yang dirujuk di rumah sakit di Kota Kupang. Untuk itu dirinya langsung datang menjenguk.

Simon Petrus Kamlasi mengaku ikut merasakan kesulitan yang dihadapi korban karena korban merupakan kepala keluarga dan tulang punggung keluarga.

“Bayangkan mereka harus pergi meninggalkan rumah, kebun dan ternak mereka, lari menyelamatkan diri dengan hanya baju dibadan dan ternyata dia tulang punggung keluarga,” kata Simon Petrus Kamlasi usai menjenguk korban.

Alfonsus Mus Koban (52) warga Desa Dulipali, Kecamatan Ilebura, Flores Timur, yang merupakan korban erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki dimana kakinya harus diamputasi akibat terkena larva panas saat hendak menyelamatkan diri 4 November 2024 malam.

Alfonsus yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang ikan tersebut menuturkan, saat itu dirinya mendengar letusan gunung yang berjarak kurang lebih 3 kilo meter dari rumahnya.

“Kejadian sekitar jam 12 malam, saat dengar letusan saya berlari keluar dari rumah, karena kondisi gelap tidak kelihatan ada lubang yang disebabkan lava panas, saya jatuh ke dalam lubang dan terasa panas, saya injak lava itu, seperti terbakar kaki saya,” ujarnya.

Alfons kemudian meminta tolong dan langsung diangkat oleh anggota keluarganya ke mobil pikap. Ia kemudian dibawa ke Puskesmas Lewolaga, dari puskesmas dirinya dirujuk ke RSUD Larantuka dan menjalani operasi amputasi pada kaki.

Setelahnya Alfons dirujuk lagi ke RSUD W.Z. Johannes Kupang pada 15 November 2024 lalu karena kakinya yang satunya lagi juga harus di operasi. Ia akan menjalani tiga kali operasi lagi pada kakinya. “Dokter bilang kaki yang satunya harus amputasi juga,” katanya.

Alfons bersama seluruh anggota keluarga yang berjumlah lima orang saat ini berada di Kupang. Mereka sementara ini tinggal di kos di sekitar RSUD W.Z. Johannes.

Efi Ranti Irmina, menantu dari Alfons Mus Koban mengaku saat ini rumah mereka di kampung sudah hancur dan tidak bisa ditinggali lagi.

Dirinya mengaku belum tahu bagaimana kehidupan mereka usai sang ayah sembuh. “Kami tidak bisa kembali tinggal di rumah, katanya kami akan direlokasi, tapi belum tahu nanti bagaimana,” ungkap Efi.

Simon Petrus Kamlasi mengaku sangat prihatin dengan kondisi kepala keluarga yang terpaksa harus kehilangan kakinya dan membuat keluarga tersebut pastinya akan semakin sulit.

“Pasti tidak stabil kondisi keluarga ini. Mereka tidak punya keluarga juga di Kupang, terpaksa mereka ngekos, sangat memprihatinkan, kebun, ternak mereka tinggalkan, hanya bawa pakaian di badan,” ujarnya.

Simon Petrus Kamlasi mengaku kunjungannya ini untuk memastikan bahwa korban mendapat perawatan medis yang baik serta memastikan keluarganya memiliki tempat berteduh sementara di Kupang.

“Mereka dalam keadaan yang sangat membutuhkan, semoga banyak orang yang membantu saudara-saudara kita yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi,” ujarnya

Dirinya mengatakan, bencana erupsi Gunung Lewotobi telah memberikan dirinya banyak pelajaran dan inspirasi terkait program mitigasi dan langkah penanggulangan bencana di NTT jika terpilih sebagai Gubernur.

“Bukan hanya sekedar bagaimana kita menghadapi bencana, namun juga bagaimana kita bisa menyentuh hal kebutuhan pribadi para korban bencana. Rehabilitasi harus tuntas,” pungkasnya.(*/epo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: