FOTO BERSAMA - Bupati dan Wakil Bupati Kupang foto bersama anak-anak peserta festival budaya Amfoang.(Foto : Prokopim Kab Kupang)

Oelamasi, swaratimor.co.id – Bupati Kupang, Yosef Lede mengakui jika Festival Budaya Anak Amfoang 19-21 Juni 2025 yang terselenggara atas kerjasama Yayasan Compassion Indonesia ini sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang, dimana ditengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi, budaya lokal sering terpinggirkan. Padahal budaya adalah jati diri, akar, dan identitas yang membentuk seseorang. Yayasan Compassion Indonesia sendiri merupakan mitra Sinode GMIT dalam melaksanakan Pusat Pengembangan Anak (PPA) dengan GMIT Pniel Lelogama.

Bupati Kupang, Yosef Lede mengungkapkan hal ini saat dirinya bersama Wakil Bupati Kupang, Aurum TItu Eki akhir pekan lalu menghadiri Festival Budaya Anak Amfoang yang digelar di alun – alun Lelogama, Kelurahan Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang.

Yosef Lede dalam sambutannya saat membuka festival tersebut mengatakan, budaya Amfoang yang kaya akan nilai – nilai adat, bahasa, tarian, music, pakian tradisional,dan kearifan lokal, perlu dikenalkan kepada anak – anak kita, bukan sekedar untuk dikenang, tetapi untuk dihidupkan dalam keseharian, dicintai dengan sepenuh hati, dan dilindungi dari kepunahan.

“Pemerintah Kabupaten Kupang dalam visi besarnya menuju Kabupaten Kupang Emas memberikan perhatian khusus kepada pelestarian budaya lokal. Kami percaya bahwa isvestasi terbesar bukan hanya pada infrastruktur, tetapi juga pada pembangunan karakter dan indentitas budaya generasi muda,” kata Yos Lede.

Yos Lede mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kupang berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan pelestarian budaya, pembinaan generasi muda, serta membangun karakter anak – anak yang berakar pada nilai – nilai luhur budaya lokal, karena tidak ada kemajuan tanpa identitas, tidak ada masa depan tanpa warisan budaya.

Sementara Wakil Ketua Sinode GMIT, Pendeta Saneb Blegur mengatakan, adalah tanggung jawab Gereja dan Pemerintah untuk membantu perkembangan anak, sehingga Sinode GMIT menyambut baik terselenggaranya Festival Budaya Anak Amfoang ini.

Dia melanjutkan, Pemerintah Kabupaten Kupang mampu menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga Sinode GMIT memberi apresiasi terhadap hal ini.

“Festival Budaya Anak Amfoang ini adalah untuk anak – anak, oleh karena itu berilah kepada mereka kesempatan seluas – luasnya. Biarkan mereka berkreasi sesuai dengan kemampuan mereka sehingga potensi mereka bisa diketahui dan dikembangkan untuk kemajuan pribadi, daerah, Gereja, Bangsa dan Negara,” ujar Saneb Blegur.

Festival Budaya Anak Amfoang itu sendiri mengambil tema, Mengenal, Mencintai, dan Melindungi Budaya Amfoang, dan diikuti 452 anak, remaja, dan pendamping dari 11 pusat Pusat Pengembangan Anak (PPA) Klaster Kupang Tenggara.(epo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: