Sejumlahpelajar SMPN 8 Kota Kupang yang sedang mendapat perawatan di RSUD SK Lerik.(*)

Kupang, swaratimor.co.id – Sebanyak 66 pelajar SMP Negeri 8 Kota Kupang, Selasa (22/7/2025) dilarikan ke rumah sakit akibat pusing, diare, mual-mual dan muntah setelah mengkonsumsi makanan begizi gratis (MBG) yang dibagiakn di sekolah tersebut pada hari Senin (21/7/2025).

Yoldy Gasper orang tua dari siswa kelas VII A, Daniel Gasper kepada wartawan mengatakan, anaknya mengeluh pusing setelah mengkonsumsi MBG  yang dibagikan di sekolah pada hari Senin. Namun dirinya berpikir bahwa penyebab anaknya pusing kemungkinan akibat terlalu lama bermain HP. Namun pukul 3 dini hari tadi, anaknya mengaku kalau perutnya sakit sekali dan telah beberapa kali bolak-balik ke toilet.

Yoldy mengaku sudah meminta anaknya untuk tidak ke sekolah namun anaknya bersikeras untuk tetap ke sekolah. Kemudian dirinya mendapat telpon dari anaknya yang mengatakan kalau dia telah diinfus di rumah sakit SK Lerik Kota Kupang. Yoldy berharap pihak sekolah lebih teliti memeriksa makanan yang akan dibagikan kepada siswa sehingga peristiwa ini tidak terulang lagi.

“Anak saya bilang dia makan tahu dan tahunya sudah tidak enak. Dia mengeluh pusing lalu mulai jam 3 hampir siang tadi dia bangun karena mengeluh perut sakit sampai saat mau berangkat mau ke sekolah.

Kita harapkan agar Ibu Guru dan Pak Guru untuk perhatikan karena makanan yang dihadirkan vendor kepada siswa di sekolah kita tidak tahu apakah mutunya terjamin atau tidak. Masaknya jam berapa, disajikan jam berapa dan diangkut ke sekolah jam berapa kita tidak tahu. Barang yang dibeli apakah baru diproduksi atau kapan produksinya kita tidak tahu,” kata Yoldy di RSUD SK Lerik Kota Kupang.    

Keisya Bella siswi kelas VIII i SMP Negeri 8 kepada wartawan mengaku kalau sayur yang dikonsumsi saat pembagian makanan begizi gratis di sekolahnya sudah tidak layak untuk dikonsumsi karena rasanya sudah asam. Keisya mengaku merasa pusing dan mual-mual sehingga dibawa ke rumah sakit oleh pihak sekolah.

“Itu sayurnya Kaxcang Panjang, Wortel sama Bunga Pepaya. Sayur rasanya sudah asam, sayur yang sudah tidak layak dimakan,” kata Keisya yang diinfus oleh pihak rumah sakit.

Dokter RSUD SK Lerik Kota Kupang yang menangani siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang, dokter Ronald mengatakan, rata-rata siswa SMP Negeri 8 ini mengeluh nyeri pada ulu hati, mual dan pusing da nada yang muntah. Dokter Ronald memastikan jika pelajar SMP Negeri 8 itu mengalami keracunan namun dirinya belum berani memastikan penyebab keracunannya karena masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

“Keluhan yang sangat mereka rasakan adalah nyeri ulu hati, mual dan pusing, sakit kepala. Ada yangmuntah, ada yang tidak. Pasti keracunan tapi apa kita belum tahu. Penanganannya kita Sintometik, kita antisipasi agar tidak ada kegawatdaruratan. Ada yang langsung mengalami pusing-pusing setelah makan tapi yang benar-benar sampai menimbulkan gejala itu dari semalam,” terang dokter Ronal.  

Sementara itu Wali Kota Kupang, Christian Widodo yang mengaku langsung mendatangi rumah sakit setelah mendapat informasi tentang adanya sejumlah anak SMP yang keracunan, kepada wartawan menjelaskan, total pelajar SMP Negeri 8 yang dilarikan ke rumah sakit sebanyak 66 pelajar dan 18 diantaranya dibawa ke RSUD SK Lerik milik Pemerintah Kota Kupang.

Chris mengaku telah mendengar keluhan sejumlah siswa yang sedang di rawat di RSUD SK Lerik dan pihaknya akan melakukan penelusuran guna mengetahui penyebab dari anak-anak mengalami keracunan tersebut.

Chris mengatakan, dirinya telah memerintahkan Direktur RSUD SK Lerik untuk menanggung semua biaya pengobatan dan makanan kepada anak-anak yang belum mendapatkan makanan. Chris mengaku kondisi anak-anak sudah ceria dan kembali bersemangat setelah mendapat perawatan dan diberi infus oleh tenaga medis di RSUD SK Lerik.

“Total ada 66 siswa yang dilaporkan kepada saya mengalami keracunan makanan. Yang disini ada 18 anak yang di rawat tapi tadi kita lihat semua bagus. Semua sudah segar, ceria kembali tadi juga saya lihat nadi mereka bagus dan sekarang mereka lagi makan. Para siswa ini telah mengalami diare dari malam. Ada yang 4 kali, ada yang 5 kali diare berarti kemungkinan makannya yang kemarin siang. Nanti kita telusuri kembali apa yang bikin mereka mencret (Diare). Apakah dagingnya, nasi, apakah sayurnya. Ini kan belum tahu karena begitu dengar ada anak-anak yang datang ke rumah sakit, saya langsung nyusul. Saya mau supaya Pemerintah Koita Kupang itu respon cepat, hadir saat anak-anak itu perlu. Dan tadi saya sudah sampaikan yang belum ada makan disini (Rumah Sakir,red) nanti Ibu Direktur Rumah Sakit tangani kasih makanannya dari rumah sakit, makanan yang lembut-lembut dulu. Biaya kami rumah sakit yang tanggung kalau belum ada biaya. Pokoknya tidak usah pikir biaya dan lain-lain pokoknya biar anak-anak tertangani dulu. Yang butuh infus, di infus dulu. Nanti kita telusuri dahulu karena ini baru penanganan pertama. Untuk memastikan harus di diagnosa dan ada tahapannya. Ada anamnesa, kemudian diperiksa lab nya, fases nya. Jadi statusnya apa nanti menyusul tapi tindakan pertama kepada anak-anak itu sudah dilakukan. Kita akan tunggu diagnosanya seperti apa baru akan ada tindaklanjut. Kita perlu pemeriksaan lebih lanjut jadi kasih dokter-dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut dulu,” kata Chris.

“Kita juga akan telusuri makananya jadi kita nanti cari tahu. Kalau pengakuan anak-anak kan begitu dari sayurnya. Terus anak-anak yang kena ini banyak. Kalau hanya satu dua orang mungkin bisa karena makanan di rumah tapi ini kan berjemaah, satu sekolah jadi ini dugaan awal nanti kita bikin statemen takutsalah. Dugaan awal mereka keracunanan makanan yang bersama-sama dimakan,” sambung Chris.

Chris dengan tegas menolak anggarapan yang menyebutkan program MBG bermasalah. Sebab menurutnya, kejadian pada SMP Negeri 8 tidak bisa dipakai sebagai ukuran untuk menilai semua program MBG di Kota Kupang bermasalah.

“Kita akan lihat dan periksa dulu ini sumbernya dari mana. Kita juga tidak bisa mengeneralisasikan satu tempat lalu program MBG itu salah. Program MBG itu baik. Pak Presiden minta kita supaya mengerjakan dua sekaligus, pendidikannya baik dan status gizinya juga baik. Saya belum cek ini masuk wilayah mana nanti saya minta laporan dari Kadis Pendidikan, Ibu Kadis Kesehatan Kota Kupang, “ tambah Chris lagi.(epo)   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: