Suasana pertemuan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena bersama para Koordinator Pengawas, Para Kepala Sekolah, perwakilan Guru dan para Ketua OSIS SMA/SMK/SLB se Pulau Sumba.(Ist)

Waingapu, swaratimor.co.id – Bertempat di SMA Negeri 1 Waingapu – Sumba Timur pada Senin (6/10/2025) sore hingga malam, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena menggelar pertemuan bersama para Koordinator Pengawas, Para Kepala Sekolah, perwakilan Guru dan para Ketua OSIS SMA/SMK/SLB se Pulau Sumba.

Turut hadir dalam kegiatan tatap muka ini, Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi NTT / Kadis Sosial NTT, Kanis Mau, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambros Kodo, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Joaz Oemboe Wanda, Kadis Peternakan NTT, Yohanes Oktavianus, Karo Umum Setda NTT, Agustinus Sigasare, Anggota DPRD NTT, Moh. Ansor, Asisten II Kabupaten Sumba Timur, Melkianus Patimara, serta jajaran Pimpinan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sumba Timur.

Sebelumnya, kedatangan Gubernur NTT di Bandara Umbu Mehang Kunda disambut langsung oleh Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, Pimpinan dan Anggota DPRD Sumba Timur, unsur Forkopimda Kabupaten Sumba Timur, dan jajaran Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Sumba Timur.

Gubernur Melki Laka Lena dalam arahannya di SMA Negeri 1 Waingapu menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan di NTT. Menurutnya hal ini sangat urgent mengingat Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTT secara nasional bertengger di posisi 35 dari 38 provinsi pada tahun 2024, yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terendah keempat se Indonesia.

Untuk itu, Gubernur Melki mendorong agar para Guru dan tenaga kependidikan harus secara serius memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi para peserta didik termasuk mengenali potensi dan kemampuan dari masing-masing peserta didik. Ia juga mendorong agar peningkatan kapasitas Guru dan tenaga kependidikan harus terus dilakukan secara continue agar kompatibel dan sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

“Saat ini kemampuan numerasi dan literasi di NTT itu menurun. Namun ada juga beberapa sekolah di Sumba yang alami peningkatan, itu tentu kami apresiasi. Namun secara keseluruhan di NTT justru mengalami penurunan. Dulu, kita tamat SD itu sudah bisa baca tulis dan berhitung dengan baik. Karena kita dulu adalah hasil dari metode pendidikan yang sangat disiplin dan tegas oleh para pendidik, tapi kenyataan sekarang agak berbeda. Bahkan sekarang, ada yang sudah masuk SMP, SMA juga Perguruan Tinggi yang baca tulisnya masih jatuh bangun. Kita tidak boleh biarkan situasi seperti ini berlangsung terus !!,” tegas Gubernur Melki seperti dilansir Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT kepada media di Kupang.

Ia juga mendorong agar berbagai strategi dan inovasi dalam bidang pendidikan harus dikembangkan dan diterapkan oleh para tenaga pendidik di setiap sekolah supaya ada perubahan nyata bagi kemajuan pendidikan di NTT.

Namun, Ia juga menekankan tetap harus berimbang antara penggunaan perangkat elektronik baik Software / aplikasi / program dan perangkat Hardware sebagai penunjang pembelajaran, dengan metode pembelajaran tatap muka langsung, serta tetap dibiasakan penggunaan buku sebagai sarana utama mengasah kemampuan literasi dan sebagai sumber utama berbagai ilmu pengetahuan.

“Saya minta pada Kepala Sekolah dan para Guru, tenaga pendidik untuk dikontrol baik-baik penggunaan teknologi digital untuk menunjang pembelajaran Siswa/i. Jangan sampai penggunaan teknologi itu kebablasan, seperti AI (Artificial Intelligence), Chat GPT yang justru malah buat para Siswa/i malas berpikir, itu akan buat kemampuan literasi dan numerasi menurun. Penggunaan buku pelajaran harus tetap yang utama,” jelasnya.

“Kita juga nanti desain bersama metode pendidikan, termasuk rancangan regulasi terkait jam belajar harian di rumah bagi para Siswa/i sehingga hal ini bisa jadi aktivitas positif untuk tingkatkan kemampuan akademik masing-masing anak didik kita. Oleh karena itu peran dan dukungan Orang Tua, keluarga menjadi penting,” tambahnya.

Gubernur Melki juga mengingatkan agar para Guru dan tenaga pendidik dalam proses pendidikan harus memastikan betul kelayakan siswa/i untuk naik kelas setiap tahunnya.

“Jika memang tidak naik kelas, jangan dipaksakan untuk naik. Jika anak didik kita belum mampu, jangan dipaksakan. Itu sama saja kita menghasilkan peserta didik dengan kualitas yang tidak kompetitif, karena memang mereka belum mampu dan belum layak naik kelas. Jika kita lakukan seperti itu, sama saja kita manja anak-anak, bukan mendidik mereka, dan akan tidak baik bagi perkembangan mentalitas, kapasitas dan kualitas anak-anak kita,” terangnya. 

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena mendapat pengalungan selendang saat kunker ke Pulau Sumba.(Ist)

Terkait dengan peningkatan kapasitas Guru dan kesejahteraannya, Gubernur Melki juga menerangkan bahwa Pemerintah Provinsi NTT terus berupaya untuk menyelenggarakan program-program peningkatan kapasitas Guru secara berkelanjutan serta memastikan kesejahteraan para Guru dan tenaga kependidikan diperhatikan secara baik sesuai dengan kemampuan fiskal Pemprov NTT.

Gubernur menjelaskan, alokasi anggaran untuk sektor pendidikan di NTT saat ini sebesar Rp2,3 triliun dari total anggaran Rp5 triliun.

“Diantara semua sektor pembangunan, sektor pendidikan memiliki porsi anggaran yang paling besar. Ini membuktikan bahwa sektor pendidikan adalah sektor penting dalam membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di NTT. Maka dari itu harus kita kelola dengan serius dan dengan baik,” ujar Melki.

Tidak hanya itu, Gubernur Melki Laka Lena juga meminta agar masing-masing sekolah sudah harus memikirkan untuk mengembangkan kewirausahaan berbasis sekolah. Hal ini penting, karena dengan kemampuan berwirausaha yang baik, tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Gubernur terangkan hal tersebut juga karena sejalan dengan program yang dicetuskannya bersama Wakil Gubernur NTT yakni One Village, One Product yang kemudian berkembang menjadi One Community, One Product / One School, One Product dimana untuk pengembangan / inovasi berbagai produk berbasis sumber daya lokal.

“Sekolah-sekolah sekarang ini harus mulai untuk mengembangkan kewirausahaan. Jika bisa dikembangkan dengan baik, tentu akan sangat membantu sekolah dalam operasionalnya, dan juga melatih para Siswa/i untuk menghidupkan jiwa wirausaha dalam diri masing-masing. Baik menghasilkan suatu produk di sekolah ataupun bidang kewirausahaan lainnya,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali dalam kesempatan tersebut, menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumba Timur dalam mendukung berbagai program prioritas pembangunan Pemerintah Provinsi NTT di seluruh sektor khususnya pada sektor pendidikan.

Ia juga mengakui masih banyak PR yang harus dibereskan untuk memperbaiki sektor pendidikan sehingga persentase kualitas sumber daya manusia bisa meningkat.

“Kita akui kita belum sampai pada titik yang belum kita harapkan bersama, khususnya dalam kualitas pendidikan di NTT, juga di Sumba. Angka putus sekolah masih tinggi, penyebabnya antar lain, kemampuan literasi numerasi yang masih rendah, baik di tingkat SD, SMP, SMA juga di level Mahasiswa,” ucapnya.

Dalam momentum tatap muka tersebut juga, Gubernur Melki Laka Lena membuka ruang dialog dengan para Koordinator Pengawas, Para Kepala Sekolah, perwakilan Guru dan juga perwakilan Ketua OSIS masing-masing kabupaten se Pulau Sumba untuk mendengarkan langsung berbagai masukan, kritik dan saran terkait situasi dan kondisi sektor pendidikan di NTT, dan di Pulau Sumba secara khusus.

Berbagai masukan, kritik dan saran yang disampaikan terkait berbagai dinamika dan potret pendidikan di ‘Bumi Flobamorata’ pun menjadi catatan / PR bagi jajaran Pemprov NTT untuk dapat ditindaklanjuti lebih lanjut dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dan perbaikan kualitas sumber daya manusia di NTT.

Mengakhiri pertemuan tersebut, Gubernur NTT melecut semangat para Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, dan para Siswa/i untuk tidak pernah menyerah dan selalu kompak dalam memajukan pendidikan di NTT melalui berbagai potensi yang ada.(lex)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: