Suasana rapat Pembahasan Perkembangan Perekonomian dan Inflasi Provinsi NTT di Ruang Lasiana, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT.(Ist)

Kupang, swaratimor.co.id – Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur tumbuh positif di triwulan 3 tahun 2025. Hal ini terungkap saat Rapat Pembahasan Perkembangan Perekonomian dan Inflasi Provinsi NTT yang digelar di Ruang Lasiana, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, pada Kamis (16/10/2025).

Kegiatan yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT ini dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Adidoyo Santoyo, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTT, Adi Setiawan, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTT, Selfi Nange, Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Bangngu Kale, serta sejumlah pengamat ekonomi.

Forum strategis ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan ekonomi daerah, baik dari sektor fiskal, moneter, statistik, maupun pemerintahan daerah.

Tujuannya untuk membahas isu-isu strategis terkait perkembangan perekonomian dan pengendalian inflasi di Provinsi NTT, serta memperkuat koordinasi dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang inklusif.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Adidoyo Santoyo, memaparkan perkembangan perekonomian daerah pada Triwulan III Tahun 2025.

Menurutnya, kinerja produksi dan ekspor sektor primer masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi NTT pada Triwulan II 2025, yang tercatat tumbuh sebesar 5,44% (year of year/yoy).

Pertumbuhan ini juga ditopang oleh penguatan sektor perdagangan yang menunjukkan tren positif.

Dikatakan Adidoyo, perekonomian NTT pada Triwulan III 2025 tetap tumbuh kuat, seiring dengan prospek penguatan konsumsi rumah tangga, konsumsi Pemerintah, serta perbaikan kinerja investasi.

Meski demikian, Adidoyo menyampaikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Triwulan III 2025 diprakirakan sedikit lebih rendah dibandingkan capaian Triwulan II 2025, terutama akibat penurunan produksi padi dan peningkatan impor komoditas konsumsi.

“Secara keseluruhan, perekonomian NTT sepanjang tahun 2025 diperkirakan tumbuh di kisaran 4,4–5,0%, lebih tinggi dibandingkan prakiraan sebelumnya yaitu 4,2–4,9%. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kinerja sektor pertanian dan perdagangan yang solid, prospek aktivitas pariwisata yang membaik, serta dukungan stimulus daya beli pemerintah,” jelasnya.

Adidoyo juga menyampaikan perkembangan inflasi daerah hingga Triwulan III (September) 2025.

“Inflasi Provinsi NTT tercatat sebesar 2,30% (yoy), dan masih terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional yaitu 2,5% ±1%. Berdasarkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) per kabupaten/kota, hanya Kabupaten Ngada yang mencatat inflasi di luar rentang sasaran nasional, yakni sebesar 3,90% (yoy) pada periode yang sama,” ungkapnya.

Meski secara umum terkendali, Adidoyo menekankan perlunya upaya pengendalian inflasi jangka pendek, khususnya untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan yang menunjukkan tren kenaikan. Pada Triwulan III 2025, inflasi bahan pangan tercatat mencapai 4,41%, terutama disebabkan oleh meningkatnya harga bawang merah, cabai rawit, ikan kembung, beras, dan tomat.

“Ke depan, inflasi Provinsi NTT pada akhir tahun 2025 diprakirakan masih akan berada dalam rentang sasaran nasional 2,5% ±1%, meskipun terdapat risiko kenaikan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang berpotensi melampaui batas atas sasaran inflasi nasional sebesar 5%,” tambahnya.

Forum ini juga turut menyoroti sejumlah isu utama yang berpotensi memengaruhi perekonomian dan inflasi NTT di Tahun 2025 antara lain penurunan konsumsi rumah tangga akibat menurunnya optimisme masyarakat, rencana penurunan Transfer ke Daerah (TKD) dan Dana Desa tahun 2026, serta dampak pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Untuk menjawab tantangan tersebut, forum merekomendasikan langkah koordinatif dan sinergis antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan lembaga keuangan, dengan fokus untuk menjaga daya beli masyarakat melalui belanja produktif dan belanja sosial pemerintah, memperkuat koordinasi kebijakan fiskal, meningkatkan produktivitas pertanian, digitalisasi PAD, serta memperkuat rantai pasok lokal mendukung pemenuhan kebutuhan program MBG.

SALAMAN – Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena (Baju Kuning) menyalami peserta Rapat Pembahasan Perkembangan Perekonomian dan Inflasi Provinsi NTT di gedung BI Provinsi NTT.(Ist)

Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena dalam kesempatan ini, menyampaikan apresiasi atas capaian positif perekonomian NTT pada Triwulan III Tahun 2025.

“Melihat perkembangan ekonomi di triwulan ketiga, kita dapat melihat bahwa pertumbuhan ekonomi NTT terus menunjukkan tren yang positif. Ini menandakan adanya penguatan yang cukup berarti, ” ujar Gubernur Melki.

Melki menegaskan, inflasi di NTT tetap terkendali, meskipun tantangan ekonomi nasional dan global masih cukup berat.

“Kita bersyukur inflasi di NTT masih dalam batas aman, di tengah kondisi yang tidak mudah, di tengah potensi tekanan harga bahan pangan dan energi,” ungkapnya.

Menurut Melki, fokus ke depan adalah menggerakkan sektor pertanian dan perkebunan secara lebih produktif agar pertumbuhan ekonomi NTT dapat terus berkelanjutan dan memberi dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Ia juga menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi musim tanam dengan memastikan kebutuhan produksi dan distribusi pertanian dapat dipenuhi secara tepat waktu.

Melki juga mendorong penguatan ekosistem perbankan daerah agar sektor pertanian NTT mendapat dukungan pembiayaan yang memadai.

“Perlu skema yang memungkinkan petani kita masuk dalam sistem pembiayaan perbankan agar kegiatan pertanian bisa lebih produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Melki mengarahkan agar aset-aset milik Pemerintah Provinsi NTT dapat dikembangkan melalui model bisnis yang memberi nilai tambah dan keuntungan bagi daerah.

“Dengan berbagai kekuatan yang kita miliki, Pemerintah Provinsi NTT siap menerima dan menindaklanjuti seluruh rekomendasi dari pertemuan penting ini demi memperkuat fondasi ekonomi daerah,” tutup Gubernur Melki.(*/ras)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: