Kupang, swaratimor.co.id – Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, memimpin pertemuan bersama jajaran Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Kupang di Ruang Kerja Wali Kota, Rabu (15/8). Pertemuan ini membahas strategi penguatan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, serta langkah-langkah sinergis untuk menekan angka penularan di Kota Kupang yang terus menunjukkan tren mengkhawatirkan.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Sekretaris KPAD Kota Kupang, Julius Tanggu Bore, bersama jajaran pengurus KPAD Kota Kupang, Plh. Sekretaris Daerah Kota Kupang, Ignasius R. Lega, S.H., Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kota Kupang, Jeffry Edward Pelt, S.H., Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang, serta Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kupang.
Dalam paparannya, Sekretaris KPAD, Julius Tanggu Bore melaporkan berbagai program yang telah dijalankan oleh KPAD, di antaranya layanan mobile Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang dilakukan secara rutin setiap tiga bulan, pemberian layanan PrEP (obat pencegahan HIV), serta kegiatan sosialisasi di komunitas populasi kunci. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Kupang hingga September 2025, tercatat 2.539 kasus HIV-AIDS di wilayah Kota Kupang.
Ia juga menyampaikan keprihatinan atas temuan praktik prostitusi yang melibatkan anak-anak usia sekolah.
“Kami menemukan praktik prostitusi yang mulai merambah kalangan pelajar SMP. Dalam hasil penelusuran, bukan hanya delapan sekolah seperti yang diberitakan, tapi lebih dari itu. Banyak anak-anak yang memiliki pemahaman rendah tentang infeksi menular seksual dan HIV-AIDS,” ungkap Julius Tanggu Bore seperti rilis Bagian Prokopim Kota Kupang yang dibagikan kepada media.
KPAD meminta dukungan Pemerintah Kota untuk menerbitkan edaran resmi agar setiap sekolah wajib menyelenggarakan sosialisasi HIV-AIDS minimal satu kali dalam setahun, sekaligus membuka ruang bagi KPAD untuk masuk ke lingkungan pendidikan.
Selain di sekolah, KPAD juga memperluas edukasi melalui kerja sama dengan gereja-gereja, kelompok kategorial, dan organisasi masyarakat, yang disambut positif oleh berbagai denominasi. “Kami juga tengah merancang pembentukan pendidik sebaya di sekolah-sekolah, agar ada kelompok siswa yang bisa menjadi agen perubahan di lingkungan teman sebaya mereka,” ujarnya.
Menanggapi paparan tersebut, Wali Kota menginstruksikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Kesehatan untuk menyiapkan edaran resmi yang mewajibkan setiap sekolah di Kota Kupang melaksanakan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV-AIDS minimal tiga kali dalam setahun.
Selain itu, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga diminta menggelar sosialisasi serupa bagi ASN dan keluarga mereka. “Banyak ASN yang juga menjadi orang tua. Mereka perlu dibekali pengetahuan agar bisa mengawasi dan membimbing anak-anak mereka di rumah. Karena ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga masa depan generasi muda kita,” tandasnya.
Wali Kota juga menegaskan pentingnya mengaktifkan kembali Warga Peduli AIDS (WPA) di 51 kelurahan se-Kota Kupang. WPA akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah di tingkat masyarakat untuk mendeteksi kasus baru, melakukan edukasi, dan mengurangi stigma terhadap ODHA (Orang dengan HIV-AIDS). “WPA akan menjadi duta edukasi dan pengawasan di tingkat akar rumput, bekerja sama dengan RT, RW, dan Posyandu,” jelasnya.
Dalam arahannya, Wali Kota meminta agar seluruh kegiatan KPAD dapat diintegrasikan dengan program dinas lain seperti DP3A, Posyandu, dan PKK.
Ia juga mendorong agar setiap kegiatan pemerintah seperti pembinaan rohani dan Oikumene ASN dapat disisipkan materi edukasi singkat tentang HIV-AIDS.
Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas sektor termasuk razia gabungan dengan aparat kepolisian dan DP3A dalam penanganan kasus anak-anak yang terlibat dalam praktik prostitusi online, dengan menekankan pendekatan edukatif dan pendampingan yang humanis.
Menutup pertemuan, Wali Kota kembali menegaskan bahwa upaya ini merupakan bagian dari visi Pemerintah Kota Kupang untuk mewujudkan “Kota Kupang sebagai Kota Kasih yang Maju, Mandiri, Sejahtera, dan Berkelanjutan.”
“Menyehatkan masyarakat adalah bagian dari misi kita bersama. Pencegahan HIV-AIDS bukan hanya tanggung jawab KPAD, tetapi tanggung jawab seluruh perangkat daerah dan masyarakat Kota Kupang. Dengan kolaborasi, saya yakin angka penularan bisa ditekan, dan generasi muda Kota Kupang akan tumbuh lebih sehat dan berkarakter,” tutup Wali Kota.(chris)