Kupang, swaratimor.co.id – Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo bersama Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) VII Kupang, Letkol Marinir Fernando S. Lumi, Kamis (24/4/2025) bertemu untuk memperkuat sinergi antara TNI AL dan Pemerintah Kota Kupang, khususnya dalam mendukung pelaksanaan program strategis daerah di bidang keamanan dan sosial kemasyarakatan.
Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menerima kunjungan Komandan Yonmarhanlan VII Kupang di ruang kerjanya. Dalam kunjungan ini Komandan Yonmarhanlan VII, Letkol Marinir Fernando S. Lumi seperti dilansir Bagian Prokopim Kota Kupang, didampingi jajaran perwira di antaranya Danrai Arh Yonmarhanlan VII Lettu Mar Aris Hidayanto, Dankima Yonmarhanlan VII Lettu Mar Kristiyanto, Pjs Dankipan Letda Mar Darmin Tanete, serta Bintara Utama Serka Mar Yohanes Tolang.
Komandan Yonmarhanlan VII Kupang, Letkol Marinir Fernando S. Lumi menyatakan komitmennya untuk menjalin koordinasi intensif dengan pemerintah daerah serta berperan aktif dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kami siap bersinergi dengan Pemerintah Kota Kupang dalam menjaga stabilitas keamanan sekaligus mendukung program pembangunan kota,” katanya.
Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo menyambut baik komitmen ini dan mengapresiasi semangat kolaboratif jajaran TNI AL. Ia menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam menciptakan kota yang aman, nyaman, dan bersih.
“Kami berharap sinergi ini dapat memberikan dampak nyata, terutama dalam mendukung program prioritas seperti penanganan sampah dan ketertiban lingkungan,” ungkap Chris.

Dalam pertemuan itu, Wali Kota turut mengajak Yonmarhanlan VII untuk ambil bagian dalam edukasi dan pengawasan masyarakat terkait kebersihan. Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Kota tengah menyusun Peraturan Wali Kota (Perwali) yang mengatur sanksi bagi pelanggar kebersihan lingkungan. Kebijakan ini diperkuat dengan distribusi 1.300 unit tempat sampah ke seluruh RT serta sistem pengangkutan menggunakan motor listrik menuju kontainer sampah di setiap kelurahan.
Lebih lanjut, dr. Christ mengungkapkan bahwa pihaknya juga akan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di setiap kecamatan. Sampah organik akan diolah menjadi pupuk dan maggot, sedangkan sampah anorganik akan dimanfaatkan menjadi produk bernilai guna seperti bata, arang, hingga bahan bakar.
“Dengan sistem ini, 85 persen sampah akan ditangani langsung di TPST dan hanya sekitar 15 persen yang dibuang ke TPA Alak,” jelasnya.(mar)