Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma saat memimpin Apel Kesadaran. (Ist)

Kupang, swaratimor.co.id – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Johni Asadoma, memimpin apel kesadaran Aparatur Sipil Negara lingkup Pemerintah Provinsi NTT, bertempat di halaman depan Gedung Sasando – Kantor Gubernur NTT, pada Senin (17/11/2025) pagi. Bertindak selaku Komandan Apel yakni Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisila Parera.

Turut hadir pula, Staf Ahli Gubernur, para Asisten Sekda, serta para Pimpinan Perangkat Daerah lingkup Pemprov NTT.

Dengan jumlah keseluruhan ASN Pemprov NTT sebanyak 5.701 orang, Apel Kesadaran kali ini dihadiri oleh 5.415 ASN, sedangkan yang tidak hadir sejumlah 286 orang dengan rincian keterangan : Tugas Dinas 43 orang, Cuti 50 orang, Sakit 90 orang, memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP) 4 orang, serta 99 orang tidak hadir tanpa keterangan.

Mengawali amanatnya, Wagub Johni Asadoma menegaskan apel kesadaran bukan sekedar seremonial saja, tetapi mempunyai makna yang mendalam bagi ASN dimana merupakan pengingat kembali akan peran para ASN sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat, sekaligus menjadi sarana internalisasi nilai-nilai “BerAKHLAK” (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).

“Makna apel ini yakni merupakan momentum kesadaran nasional, dimana kita diingatkan lagi, dibangkitkan lagi bahwa kita adalah satu bangsa, yang tersebar di 17 ribu lebih pulau se Nusantara. Hari kebangkitan harus dimaknai bersama bahwa semangat dalam membangun daerah, membangun bangsa dan membangun masyarakat tidak boleh padam,” ucap Wagub Johni Asadoma seperti disiarkan Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT..

Ia menambahkan pemilihan tanggal 17 setiap bulan sebagai Hari Kesadaran Nasional bukan tanpa alasan. Tanggal ini dipilih karena melambangkan hari lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga diharapkan dapat terus menumbuhkan semangat patriotisme dan pengabdian bagi seluruh ASN, terlebih dalam apel kesadaran, para ASN selalu diingatkan akan tugas dan tanggung jawab melalui pembacaan teks Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 serta Panca Prasetya Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri).

“Setiap poin dari teks Pancasila, Pembukaan UUD 1945 serta Panca Prasetya Korpri yang dibacakan, harus dimaknai dan diimplementasikan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab,” kata Johni Asadoma.

Wagub Johni juga mengatakan apel ini menjadi momentum evaluasi bagi pimpinan dalam meninjau kinerja dan kedisiplinan pegawai, serta memperkuat tanggung jawab moral dan profesionalisme ASN dalam menjalankan tugas pelayanan publik.

“Disiplin kerja harus terus kita pelihara dan jaga. Karena dengan begitu secara tidak langsung kita juga menunjukkan teladan dan contoh yang baik bagi anak-anak kita. Ini merupakan contoh bagaimana kita menjadi manusia unggul dan sukses, serta bagaimana kita membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik pula,” ungkap Wagub NTT.

Memasuki musim penghujan, Wagub Johni Asadoma dalam arahan selanjutnya juga menekankan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan kerja serta tempat tinggal masing-masing. Ia mengingatkan hal tersebut sebagai antisipasi dalam mencegah berbagai penyakit di musim penghujan.

“Di musim penghujan sekarang ini, jaga kesehatan baik-baik. Tolong untuk kita jaga kebersihan baik di lingkungan kerja serta tempat tinggal kita masing-masing. Jika tidak bersih maka serangga macam lalat dan nyamuk juga akan banyak berkeliaran dan tentu akan bawa wabah penyakit. Kita juga perhatikan pohon-pohon sekitar kita, untuk dirapikan. Harus bisa prediksi dan perhatikan sehingga bisa antisipasi, jika ada angin kencang, kita paling tidak bisa cegah hal-hal yang tidak kita inginkan,” pinta Wagub Johni.

Poin berikut yang ditegaskan Wagub Johni Asadoma dalam apel kesadaran tersebut yakni terkait jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Kupang khususnya di kalangan pelajar yang tengah meningkat jumlahnya. Ia menegaskan hal tersebut merupakan perhatian serius yang tidak boleh dianggap remeh oleh setiap orang. Sehingga Ia juga menginstruksikan jajaran Perangkat Daerah terkait untuk mengeluarkan regulasi berupa surat edaran atau instruksi khusus sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran penyakit ini.

“Baru-baru ini, ada salah satu Akademisi / Guru Besar di Universitas Indonesia, yakni Prof. Rhenald Kasali, yang dalam vlognya, beliau prihatin terhadap jumlah penderita HIV/AIDS di Kupang yang jumlahnya meningkat, khususnya di kalangan pelajar. Ini menjadi perhatian serius bagi kita semua akan bahaya penyakit ini. Pertama, tentu kita mulai dari dalam keluarga masing-masing. Kita harus jadi ‘Juru Kampanye’ (Jurkam) terkait bahaya penyakit ini, terkait pentingnya pendidikan sex yang tepat bagi anak-anak kita,” terang Johni.

“Penyakit HIV/AIDS sekarang meningkat bukan dari para Pekerja Seks Komersial (PSK), tapi justru di kalangan pelajar. Ini menunjukkan ke kita semua bahwa, anak-anak ini punya pemahaman yang kurang terkait bahaya penyakit ini. Wajib bagi kita jadi Jurkam HIV/AIDS di lingkungan kita masing-masing. Dengan begitu kita bisa meminimalisir, dan menjaga generasi penerus kita agar tidak terjerumus dalam sex bebas serta pergaulan yang salah,” tambah Johni Asadoma.

“Jajaran Perangkat Daerah terkait untuk segera terbitkan regulasi, supaya kita bisa cegah agar tidak meningkat lagi. Karena penyakit ini menjadi ancaman serius bagi masa depan generasi emas kita. Diskriminasi dan keterasingan dari siswa yang terjangkit tentu akan buat kita kehilangan generasi emas kita dan daerah tentu bangsa akan rugi. Jika sudah begini maka kita tidak bisa bergerak maju, dan kita akan tertinggal,” tegasnya.

Diakhir amanatnya, Wagub Johni Asadoma mengingatkan kembali setiap jajaran Perangkat Daerah untuk tertib dalam setiap adminsitrasi dan pertanggungjawaban keuangan setiap program dan kegiatan yang direncanakan dan yang telah dilaksanakan. Ia meminta agar anggaran yang telah direncanakan tersebut dapat terserap dengan baik bagi kepentingan pelayanan publik dan pembangunan daerah.

“Ini sudah di penghujung akhir tahun. Saya harap berbagai administrasi dan pertanggungjawaban keuangan dibereskan dengan baik. Semua anggaran dalam program kerja agar terserap dan tuntas serta berdampak bagi pelayanan publik dan pembangunan daerah. Karena jika tidak terserap dengan baik atau SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran), maka itu sama saja kita tidak berhasil dalam menyusun anggaran dan program. Ini jadi perhatian kita bersama,” tegas Wagub NTT.

“Sekali lagi tetap semangat, tetap disiplin, tetap jaga dedikasi dan integritas sebagai ASN. Tuhan berkati kita semua,” pungkas Wagub Johni Asadoma. (alex)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: