Oelamasi, swaratimor.co.id – Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe saat membuka kegiatan Focus Group Discution (FGD) di Hotel Kristal Kupang, Rabu, (16/11/2022) mengungkapkan, data stnting di Kabupaten Kupang bulan Agustus menunjukkan masih terdapat 6.118 balita yang masuk dalam kategori stunting atau kerdil/pendek.
“Capaian saat ini di Kabupaten Kupang, prevalensi stunting pada pengukuran Februari 2022 adalah 24,14 % atau 7.207 balita, sedangkan Agustus 2022 menurun
menjadi 19,88% atau 6.118 balita,” kata Jerry.
Mantan Ketua DPD II Golkar Kabupaten Kupang ini sebelumnya mengungkapkan, program percepatan penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional yang mengamanatkan percepatan penurunan stunting dengan target prevelensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024.
Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kupang tahun 2023, kata Jerry adalah 10% dan pada akhir periode RPJMD Kabupaten Kupang pada tahun 2024 adalah 9,3%.

Dalam upaya memenuhi target penurunan prevalensi stunting menjadi 9,3% pada tahun 2024 maka diperlukan penguatan pada intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang menyesal pada 1000 hari pertama kehidupan yang dilakukan secara konvergen dengan melibatkan multi sektor/LSM”, jelas Wabup Jerry Manafe saat membuka kegiatan FGD di Hotel Krystal Kupang pada Rabu, 16 November 2022.
Jerry menjelaskan, dalam upaya memenuhi target penurunan prevalensi stunting menjadi 9,3% pada tahun 2024 mendatang maka diperlukan penguatan pada intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang menyasar pada 1000 hari pertama kehidupan yang dilakukan secara konvergen dengan melibatkan multi sektor/LSM.
Dalam pemaparannya Jerry menjelaskan, pada Februari tahun 2022, jumlah komulatif stunting sebanyak 7.207 (24, 14%) dengan 5 kecamatan prevalensi stunting tertinggi yaitu : Amfoang Barat Laut : 397 anak (44, 71%), Amarasi Timur : 294 anak (43, 24%), Amarasi Barat : 528 anak ( 49,46%), Amfoang Barat Daya : 177 anak (35, 83%) dan atuleu Tengah : 167 anak ( 35,38%). Sedangkan pada Agustus 2022, jumlah komulatif stunting sebanyak 6.118 anak (19, 88%), dengan 5 kecamatan prevalensi stunting tertinggi yaitu Semau Selatan 205 anak (35, 96%), Amarasi Barat : 456 anak (34, 13%), Nekamese : 347 anak (33, 85%), Amfoang Selatan : 252 anak (32, 98%), Amabi Oefeto : 306 anak (32, 55%).
Desa lokus penanganan stunting terintegrasi tahun 2022 sebanyak 100/kelurahan. Pada tahun 2023 sebanyak 110 desa/kelurahan.
Jerry yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang ini mengungkapkan beberapa kendala kaitan dengan masih tingginya angka stunting di Kabupaten Kupang, yaitu kurangnya edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya pemberian makanan tambahan (PMT), ibu hamil kurang energi kronik (ibu hamil kek), tablet tambah darah, kurangnya edukasi ke ibu tentang pentingnya inisiasi menyusui dini, ASI ekslusif dan MP-ASI serta kurangnya edukasi ke para ibu tentang pentingnya posyandu. Kemudian baru 235 Posyandu yang memiliki alat terstandar, masih ditemukan pengukuran tinggi badan dan panjang badan yang belum tepat oleh petugas, masalah ketersediaan air bersih yang belum memadai serta masalah sanitasi yang tidak sehat.
Dirinya berharap, semua kendala yang terjadi di lapangan, bisa diatasi dengan kolaborasi dinas terkait serta LSM, dimana tidak hanya mengatasi stunting, tapi juga mengatasi muntaber dan polio.
“Berikan ide agar ide tersebut bisa disampaikan ke Pemerintah Pusat untuk membantu kita disini,” pinta Jerry Manafe.(epo)