Oelamasi, swaratimor.co. id – Hujan deras disertai angin kencang telah menyebabkan banjir di beberapa daerah di NTT, termasuk di Kabupaten Kupang.
Cukup banyak masyarakat Kabupaten Kupang yang terdampak bencana alam ini. Untuk itu Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat bersama istri Julie Sutrisno dan rombongan Pemprov NTT melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kupang dalam rangka memantau lokasi bencana di wilayah Kecamatan Kupang Timur dan Fatuleu Barat tepatnya di Desa Nunkurus, Desa Pariti, dan Desa Naitae. Rabu, (4/1/2023).
Dalam kunjungannya tersebut, Gubernur Laiskodat disambut Bupati Kupang, Korinus Masneno di posko penanggulangan bencana alam yang berlokasi di Kantor Desa Naitae Kecamatan Fatuleu Barat. Pada kesempatan tersebut Masneno menjelaskan, Kabupaten Kupang adalah daerah yang rawan dengan bencana alam.
Masneno mengatakan, upaya tanggap darurat sudah dilakukan dalam rangka penyelamatan masyarakat, diantaranya pembentukan posko, penyediaan bantuan logistik, air bersih, evakuasi korban dan penyediaan alat berat. Sementara untuk penanganan pasca bencana, Masneno mengakui masih berjalan tapi belum dalam kondisi sempurna. Sebab rumah-rumah dari warga yang terdampak bencana masih berada pada area banjir.
“Jumlah jiwa atau Kepala Keluarga yang terdampak bencana di Kecamatan Fatuleu Barat yaitu di Desa Naitae sebanyak 141 jiwa atau 35 KK dan Desa Tuakau ada 212 jiwa atau 55 KK. Dan yang mengungsi di posko ini terdapat 22 KK,” jelas Masneno.
Selain memberikan bantuan sembako dan kebutuhan mendesak lainnya, Gubernur Victor Bungtilu Laiskodat membuka ruang untuk dapat berdialog dengan masyarakat terdampak. Dirinya mengarahkan masyarakat bahwa apa yang dibutuhkan perlu disampaikan sehingga bantuan itu ada.
“Ada pemerintah, ada TNI dan Polri yang siap membantu. Terima kasih TNI dan Polri dengan caranya masing-masing bergerak cepat membantu masyarakat terdampak,” kata Laiskodat.
Dirinya juga mengimbau tentang pentingnya membangun bendung atau bendungan. “Kalau atur perencanaan yang baik antar Pemerintah Kabupaten Kupang, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, agar di wilayah ini ada bendung. Bendung-bendung kecil pakai untuk tanam. Jadi musim kemarau tetap bisa menanam. Dan saat musim hujan datang masyarakat tidak takut lagi, sebab air akan tertampung dengan baik,” katanya.
Ia juga mengingatkan kepada warga yang mengungsi untuk tetap melanjutkan pekerjaan dan lahan tetap dimanfaatkan untuk menanam. Kedepan pinta Gubernur Laiskodat, tidak perlu dibangun jembatan lagi tapi bangun saja bendung ataupun bendungan. Selain itu Gubernur Laiskodat juga menyinggung dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang benar-benar harus dimanfantkan untuk penanggulangan bencana ini.
Terpisah, salah seorang korban bencana alam asal RT.01/RW.01 Dusun I Desa Tuakau, Agustinus Nifu yang ditemui di lokasi posko mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterima, baik dari Pemprov NTT, Pemkab Kupang, TNI maupun Polri. Kerugian yang dialaminya saat bencana terjadi ialah rumah terendam banjir, alat-alat dapur lenyap serta surat-surat penting/berharga lainnya hilang.(epo)