Pembukaan lokakarya untuk melakukan tinjauan terhadap dokumen rencana kontijensi ancaman cuaca ekstrem Kabupaten Kupang, dan pelaksanaan simulasi ruang, yang digelar Yayasan ADRA Indonesia.(Ist)

Kupang, swaratimor.co.id – Pemerintah Kabupaten Kupang memperluas kemitraan untuk menanggulangi bencana alam yang terjadi di wilayah itu.

Hal ini terungkap dalam kegiatan lokakarya untuk melakukan tinjauan terhadap dokumen rencana kontijensi ancaman cuaca ekstrem Kabupaten Kupang, dan pelaksanaan simulasi ruang, yang digelar oleh Yayasan ADRA Indonesia.

Lokakarya ini berlangsung, Senin (27/5/2024) di Hotel Kristal Kupang dan dibuka oleh Plt. Sekda Kabupaten Kupang, Novita Foenay.

ADRA adalah organisasi kemanusiaan global, memberikan bantuan dan pengembangan individu di lebih dari 130 negara tanpa memandang etnis, afiliasi politik atau asosiasi agama. Melalui kemitraan dengan masyarakat, organisasi-organisasi dan Pemerintah, Adra mampu meningkatkan kualitas hidup jutaan orang di dunia.

Plt. Sekda Kabupaten Kupang, Novita Foenay dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Adra International yang telah menginisiasi terlaksananya kegiatan ini.

“Bagi kami kegiatan ini merupakan wujud kemitraan yang baik dalam rangka penanggulangan bencana yang kolaboratif antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan yang ada di daerah ini,”kata Novita.

Dikatakan, meskipun secara kelembagaan, Pemerintah bertanggungjawab terhadap penanggulangan bencana, namun secara kemanusiaan, penanggulangan bencana sebenarnya merupakan panggilan kemanusiaan bagi kita semua, baik itu LSM/NGO, pelaku usaha, akademisi maupun masyarakat Kabupaten Kupang. Untuk itu perlu adanya rencana kontijensi yang komprehensif, sebagai dasar pelibatan seluruh pihak dalam menanggulangi bencana.

Novita berharap kegiatan lokakarya ini, tidak saja menjadi ajang diskusi tanpa ada implementasi yang berarti dalam menghadapi potensi bencana di Kabupaten Kupang, namun dapat menghasilkan aksi-aksi antisipatif yang relevan sesuai potensi dan karakteristik wilayah di Kabupaten Kupang. Bahkan jika perlu, menurut Novita, aksi antisipatif yang dihasilkan dalam lokakarya ini, dapat segera di implementasikan dalam menanggulangi potensi bencana kekeringan yang dipastikan akan dihadapi oleh masyarakat Kabupaten Kupang dalam beberapa waktu kedepan.

Sementara Perwakilan ADRA, program director, Karlo Purba dalam sambutannya secara virtual, menerangkan bahwa perlu mengaktivasi apa yang disebut dengan siaga darurat atau tindakan cepat dan tepat sebelum kedaruratan itu terjadi. Ia jelaskan bahwa BMKG telah mengeluarkan surat kesiapsiagaan yang menyatakan musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia hingga akhir september. Untuk itu daerah potensi curah hujan bulanan yang rendah atau sangat rendah perlu dapat perhatian serius.

“Dengan peringatan dini dari BMKG, kiranya melalui acara ini, ibarat melakukan gladi bersih, membuat kita semua jauh lebih siap, jika ternyata eskalasi kemarau itu, seperti yang diperingatkan oleh BMKG,” ujar Karlo Purba.

Ia menyebut, salah satu konsen dan tantangan saat ini adalah sumber pendanaan terutama pada saat aktivasi siaga darurat. “Kalau dana tanggap darurat jauh lebih mudah diakses, tetapi untuk mengaktivasi siaga darurat dengan tindakan cepat dan tepat sebelum kedaruratan itu terjadi, ini menjadi tantangan,”terangnya.

Dirinya ingin, kiranya Kabupaten Kupang terus meningkatkan dana kontijensi agar mampu merespon sebelum kedaruratan itu terjadi atau mengaktivasi siaga darurat.

Kalak BPBD Kabupaten Kupang, Semmy Tinenti mengatakan, kemitraan Pemkab Kupang dengan Adra sudah terjalin sejak tahun 2022, ketika pelaksanaan penyaluran bantuan stimulan perbaikan rumah korban seroja. “Teman-teman Adra sudah bersama kami sampai ke kecamatan dan desa, dengan memberi contoh pembuatan rumah tahan gempa. Selain itu, dengan keterbatasan kami ketika itu, teman-teman bantu fasilitasi adik-adik tim teknis untuk memperlancar pelaksanaan verifikasi dan validasi di lapangan,”ungkapnya.

Sedangkan di tahun 2023, lanjut Semmy Tinenti, Adra memberi perhatian serius terhadap persoalan kekeringan di wilayah Kabupaten Kupang, dalam bentuk penyiapan dan distribusi tempat penampungan air, pelayanan air bersih, dengan titik sasaran kelompok masyarakat rentan.

Dengan menghadapi musim kemarau ekstrem seperti yang dijelaskan Karlo Purba, Semmy Tinenti berharap harus ada langkah-langkah antisipasi, tidak sekadar bahas dalam sebuah dokumen, melainkan ada harapan besar bahwa apa yang diputuskan bisa di konkretkan di lapangan.

Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama, antar seluruh pemangku kepentingan diantaranya Forum Pengurangan Resiko Bencana Kabupaten Kupang, Siap Siaga NTT, BPBD NTT, BMKG, Kepolisian, TNI, Basarnas, LSM/NGO, Akademisi Undana Kupang, pimpinan OPD Lingkup Pemkab Kupang, serta undangan lainnya.(epo)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: