Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Len foto bersama seniman musisi Sasando, Djitron Koriyon Pah Djitron Koriyon Pah.(Ist)

Kupang, swaratimor.co.id – Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena menerima audiensi Djitron Koriyon Pah seorang seniman Sasando dan Noverda Tse seorang desainer Tenun Ikat di Ruang Kerja Gubernur, Jumat (2/5/2025). Turut mendampingi Gubernur NTT yakni, Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Noldy Pelokila.

Kehadiran Djitron di ruang kerja Gubernur NTT terkait pengembangan musik Sasando serta dukungan Partisipasi Sanggar Samutui Sasando Oebelo dalam Festival Budaya Internasional di Helsinki dan Arizona IndoFest 2025.

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan bahwa sektor pariwisata butuh ekosistem, oleh karena itu para seniman, musisi lokal harus menggandeng pihak pemerintah dan stakeholder lainnya untuk dapat membantu aspek-aspek lainnya seperti pemasaran produk, penetapan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) suatu produk, sebagai sponsor pendukung dalam pagelaran / pentas seni, serta penguatan aspek lainnya.

“Kita harus berkolaborasi, tidak bisa sendiri-sendiri. Kami tentu akan dukung pengembangan Sasando sebagai salah satu alat musik tradisional khas NTT. Hal ini agar Sasando tetap mempunyai nilai dan nama serta mewarnai kancah musik tradisional di tingkat nasional dan internasional,” ucap Melki.

Melki juga mengungkapkan rencana ke depan agar di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, tepatnya di spot gallery produk UMKM ada penampilan musisi alat musik tradisional salah satunya Sasando.

“Nanti kita atur, mungkin mulai bermain (alat musiknya) dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Saran dan ide saya mainkan musik-musik khas NTT secara instrumental. Hal itu saya yakin akan menarik perhatian para tamu. Khususnya jika ada tamu-tamu penting dari daerah, pusat dan dari luar negeri yang datang dengan segala urusannya di sini,” kata Melki.

“Hal ini selain untuk memperkenalkan / mempromosikan alat musik Sasando lebih luas lagi kepada para tamu yang datang namun juga sebagai faktor pendukung agar para tamu tertarik untuk melihat, menikmati musik sekaligus bisa membeli produk-produk UMKM yang kita jajakan di galeri tersebut, termasuk salah satunya produk-produk alat musik tradisional seperti Sasando dan lainnya,” sambung Melki Laka Lena.

Melki menambahkan agar setiap sanggar seni di NTT baik kerajinan tenun, seni musik tradisional, serta tarian tradisional harus punya dampak besar bagi masyarakat banyak. Oleh karena itu Ia ingin setiap sanggar yang ada untuk menjalin kolaborasi kerja yang kuat dengan instansi Pemda terkait untuk dapat dimasukkan ke dalam program kegiatan yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya.

Pada kesempatan tersebut Djitron juga menjelaskan spesifikasi alat musik Sasando yang dinilai masyarakat awam masih tergolong mahal.

“Ijin Bapak Gubernur, saya juga ingin menjelaskan bahwa Sasando itu punya spesifikasinya, tergantung jumlah senarnya. Semakin sedikit senar yakni 28 senar, harganya lebih terjangkau mulai dari 2 juta rupiah dan itu biasanya untuk level pemula. Namun jika senarnya di atas itu sampai 48 senar bahkan lebih, harganya bisa di atas lagi kurang lebih 7 jutaan. Dan itu biasanya kita buat sesuai pesanan khusus untuk para musisi professional,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut Gubernur NTT juga diperlihatkan hasil kerajinan seni berupa sepatu anyaman dari daun Lontar serta topi dengan variasi antena Ti’i Langga hasil karya Noverda Tse (Desainer Tenun Ikat).(lex)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: