Kegiatan Sosialisasi dan Pembentukan Kelompok Kerja Aksi Merespon Peringatan Dini.(Ist)

Kupang, swaratimor.co.id – Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan pentingnya perubahan paradigma dalam manajemen bencana.

“Kita harus menyadari bahwa peringatan dini adalah bagian dari penyelamatan. Jeda waktu antara peringatan dan bencana harus digunakan sebaik mungkin untuk aksi nyata,” kata Melki saat membuka kegiatan Sosialisasi dan Pembentukan Kelompok Kerja Aksi Merespon Peringatan Dini (AMPD) di Hotel Swiss-Belcourt Kupang, Kamis. (26/06/25).

Kegiatan yang diselenggarakan Palang Merah Indonesia (PMI) ini diselenggarakan sebagai langkah strategis Pemerintah Provinsi NTT dalam meningkatkan kesiapsiagaan daerah terhadap potensi bencana alam, khususnya dalam memperkuat sistem peringatan dini yang adaptif dan responsif.

Kegiatan ini dihadiri oleh Plt. PMI Prov. NTT, Alfridus Bria Seran, Asisten Administrasi Umum Setda NTT selaku Plt. Kalaksa BPBD, Samuel Halundaka, unsur Forkopimda NTT, para Pimpinan Perangkat daerah, perwakilan instansi vertikal, PMI pusat dan daerah, hingga mitra lembaga non-pemerintah yang hadir secara luring maupun daring.

Gubernur Melki Laka Lena menyambut baik kegiatan PMI ini. Ia menekankan pentingnya kerja lintas pihak yang diatur dalam Protokol AMPD berdasarkan berbagai regulasi nasional, termasuk Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

“Dari 12 jenis ancaman bencana di NTT, tujuh di antaranya bersifat hidrometeorologis yang terjadi hampir setiap tahun. Maka, AMPD ini bukan hanya sekedar proyek. Ini adalah fondasi bagi NTT yang lebih siap, lebih tangguh, dan lebih manusiawi,” tegasnya.

Gubernur Melki juga berbagi kisah tentang pengalamannya mendampingi Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana saat terjadi erupsi Gunung Lewotobi baru-baru ini.

Ia menggambarkan betapa seriusnya ancaman bencana alam di wilayah ini dan pentingnya kesiapsiagaan penuh dari seluruh elemen masyarakat. Di akhir sambutannya, Gubernur mengajak seluruh elemen pemerintah, PMI, TNI/Polri, lembaga mitra, media, dan masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif terhadap risiko bencana.

“Ayo Donor darah Ayo bangun NTT,” seru Melki Laka Lena diikuti para peserta yang hadir.(astrid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: