Oelamasi, swaratimor.co.id – Data pengukuran bayi dan anak usia 1000 hari pertama di Kabupaten Kupang menunjukkan jumlah balita stunting di wilayah itu meningkat. Karena itu, harus ada kerja sama yang baik dari Pemerintah hingga ke tingkat desa dan Puskesmas demi menyelesaikan persoalan stunting.

Demikian diungkapkan Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe dalam arahannya pada kegiatan pelaksanaan rembuk stunting tingkat Kabupaten Kupang, Senin (25/7/2022).  

“Kita disini untuk berembuk dan mencari solusi dalam menyelesaikan persoalan stunting. Saya berharap agar kita bisa berkolaborasi menyelesaikan stunting di kab. Kupang,” kata Jerry di Hotel Neo Aston Kupang.  

“Data pengukuran bayi dan anak usia 1000 hari pertama di Kabupaten Kupang pada bulan Februari tahun 2022 mencatat bahwa terdapat 7.207 yang menderita stunting atau 24,14 % . Angka ini meningkat dari pengukuran Agustus 2021, dimana terdapat hanya 6.674 balita atau 22,3% dari jumlah bayi stunting di Kabupaten Kupang,” sambung Jerry yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang ini.

Dikatakan, rembuk stunting ini dilakukan untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting antara semua stakeholder yang terlibat, baik Pemerintah, LSM maupun masyarakat.

“Hal ini penting karena terbukti hanya melalui kolaborasi dan inovasi multisektor, angka stunting di Kabupaten Kupang menurun dari 41,40 % di tahun 2018 menjadi 22,3% di tahun 2021. Untuk itu, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada kita semua yang telah melakukan intervensi terpadu secara spesifik maupun sensitive,” ungkap Jerry.

Suasana rembuk stunting tingkat Kabupaten Kupang. (Foto : Prokopim Kab Kupang)

Lebih jauh, mantan Ketua DPD II Golkar Kabupaten Kupang ini menjelaskan, rembuk stunting ini akan dipresentasikan hasil analisa situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting. Serta narasi komitmen Pemda dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting cara holistik sekaligus membangun komitmen publik penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Kupang.

Dengan dialokasikannya anggaran sebesar Rp.159.820.750 ini, lanjut Jerry,  wajib diselesaikan 2 pekerjaan rumah yakni dokumen komitmen penurunan prevalensi stunting yang ditandatangani kepala daerah, pihak legislatif, pimpinan OPD, NGO, kepala desa dan masyarakat yang mengikuti kegiatan rembuk stunting ini. Serta agar rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting sesuai komitmen yang telah ditandatangani tersebut ditindaklanjuti melalui penganggaran dalam rencana kerja masing-masing OPD tahun anggaran berikutnya.  

Selanjutnya, dalam pemaparannya Jerry juga menyampaikan hasil kesimpulan rapat kerja II percepatan penurunan stunting fungsi NTT yang dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juli di Waingapu. Kesimpulan rapat kerja itu mengamanatkan Pemerintah khususnya para tenaga kesehatan untuk secara serempak di bulan Agustus ini melakukan penimbangan dengan alat timbang berstandar bagi seluruh bayi dan balita di seluruh Posyandu yang ada di Kabupaten Kupang. “Inilah komitmen yang telah kita sepakati bersama dan harus kita penuhi,” tutupnya.

Kegiatan pelaksanaan rembuk stunting tingkat Kabupaten Kupang ini dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama rembuk stunting dengan pihak terkait. (epo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: