Kupang, swaratimor.co.id – Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Provinsi NTT, berlangsung hikmat dengan balutan nuansa budaya NTT yang Nampak dari pakaian yang dikenakan setiap tamu undangan yang hadir di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT. Pakaian adat dari berbagai suku asal 22 kabupaten/kota se-NTT nampak dalam momentum upacara yang berlangsung di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT ini. Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT dalam rilisnya menyebutkan, dalam peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 kali ini Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bertindak sebagai Inspektur Upacara. Turut hadir Wakil Gubernur NTTJosef A. Nae Soi, Sekretaris Daerah Provinsi NTT Domu Warandoy, Jajaran Forkopimda, para pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, serta para peserta upacara yang terdiri dari Gabungan TNI / POLRI, Aparatur Sipil Negara, dan para pelajar perwakilan SD, SMP dan SMA dan juga awak media.

Bertindak sebagai komandan upacara Letnan Kolonel Arhanud, Kiki Aji Wiriawan. yang merupakan Komandan Batalyon Arhanud 9/Angkasa Widya Jayanta. Sementara komandan Paskibraka adalah Ipda Quin Tuhu Leruw yang merupakan Kanit 1 Subden 3 Detasemen Gegana Brimob Polda NTT, Komandan Peleton 17 yakni Dimas Umbu Leti yang merupakan siswa Kelas XI Madrasah Aljihat Mamboro Kabupaten Sumba Tengah, Pembawa Baki oleh Natasya Olivia Bessie siswi Kelas XI SMA Kristen Citra Bangsa Kota Kupang, dan Pengibar Bendera diantaranya Victorianus Kevin Radho siswa Kelas XI SMKS St. Isidorus Boawae Nagekeo, Ababil Salaman siswa Kelas XI SMA Negeri Wolowaru Kabupaten Ende dan Yehezkiel Argian siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Langke Rembong KabupatenManggarai.

BENDERA SIAP – Suasana pengibaran bendera HUT ke-77 Kemerdekaan RI di rumah jabatan Gubernur NTT. (Foto : Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT)

Usai upacara juga dilakukan penyerahan Kredit Mikro Merdeka Pengembangan Sektor Peternakan kepada 10 Kelompok Peternak Sapi di Wilayah Kabupaten Kupang dengan total pembiayaan Rp 3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) dengan jumlah ternak yang dibiayai sebanyak 300 ternak sapi dan akan terus berlanjut untuk kabupaten lainnya. Penyerahan Kredit Mikro Merdeka Pengembangan Sektor Peternakan ini diberikan kepada perwakilan 10 orang dari Kelompok Wanita Tani Hijau Makmur Desa Fatukanutu Kabupaten Kupang yang diserahkan langsung oleh Gubernur Dan Wakil Gubernur NTT.

Untuk diketahui, Penyerahan Kredit Mikro Merdeka Pengembangan Sektor Peternakan merupakan suatu kolaborasi luar biasa yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTT, Bank NTT dan seluruh pihak stakeholders yang terlibat dalam upaya menumbuhkembangkan usaha peternakan, meningkatkan populasi dan produktifitas ternak sapi di Provinsi NTT.

Setelah penyerahan kredit mikro merdeka tersebut, juga dilangsungkan atraksi para atlet berprestasi dari cabang plahraga taekwondo, tinju, pencak silat, karate, dan kempo. Juga penampilan tarian jai bersama juga tarian kreasi ofa langga, tebe, dero dan bonet.

Sebelumnya Wakil Gubernur NTT, Josef Adrianus Nae Soi, Senin (15/8/2022) saat membacakan pidato Gubernur NTT dalam rangka peringatan HUT Kemerdekan RI ke-77 mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2022 mengalami peningkatan dan angka kemiskinan di bumi Flobamorata terus mengalami penurunan.  

“Kerja keras dan kerja bersama kita telah membuahkan ekonomi yang membanggakan kita. Pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan II tahun 2022 mencapai 3,01 persen lebih tinggi dari triwulan I sebesar 1.62 persen. Sedangkan angka kemiskinan di NTT terus mengalami penurunan. Pada bulan Maret 2022 angka kemiskinan turun lagi sebesar 0.94 persen atau setara 14.000 lebih orang sehingga angka kemiskinan kini menjadi 20,5 persen,” kata Nae Soi di Aula Fernandes.

Nae Soi mengatakan, NTT tercatat sebagai salah satu dari 10 Provinsi di Indonesia dengan penurunan angka kemiskinan tertinggi selama periode September 2021 sampai Maret 2022. Karena itu, dirinya mengajak semua masyarakat untuk focus melawan musuh endemic.

“Melalui perayaan Kemerdekaan ini saya mengajak kita untuk lebih focus melawan musuh endemic yang selama ini membelenggu kita, yakni kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan dengan memanfaatkan segala kekayaan sumber daya yang kita miliki,” ajak Nae Soi yang juga mantan anggota DPR RI tiga periode dari Partai Golkar ini.(ras)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: