Kupang, swaratimor.co.id – Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Perempuan ke-3 Tingkat GMIT Klasis Kota Kupang yang diselenggarakan UPP Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang tanggal 3-4 November 2022 di Gereja Paulus mempunyai dampak ekonomi bagi kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dikelola jemaat Klasis Kota Kupang.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Bank Perkreditan Rakyat Tanaoba Lais Manekat (BPR TLM), Robert P. Fanggidae kepada wartawan di halaman gereja Paulus, Kamis (3/10/2022).
“Dukungan TLM, pertama kita membuka akses ke Gubernur maupun Dekranasda sehingga hari ini bukan hanya lomba tetapi juga berdampak kepada UMKM. Dan Ketua Dekranasda, Ibu Julie ingin semua UMKM di gereja itu akan dikurasi. Jadi akan dilihat aspek hukum kelembagaannya, aspek hukum produk, kualitas produk, kemasan bahkan sampai ke pemasaran. Bahkan kami ditantang oleh Ibu Julie bagaimana produk-produk di gereja itu bisa di eksport. Karena itu, yang hadir ditempat ini akan berkelanjutan bekerjasama dengan Dekranasda. Dengan adanya lomba Pesparawi ini ada dampak ekonomi berkelanjutan bagi rumah tangga-rumah tangga yang berusaha di bidang UMKM,” jelas Robert saat menjawab pertanyaan wartawan.
Robert mengatakan, Bank TLM yang dipimpinnya akan berperan sesuai tugas Bank, yakni menghimpun dan menyalurkan dana.
“Jadi ketika para pengusaha UMKM ini membutuhkan dana pasti kami akan terlibat,” tambah Robert.
Pesparawi Perempuan ke-3 tingkat GMIT Klasis Kota Kupang (K3) dimeriahkan dengan pameran hasil karya UMKM Perempuan yang didukung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT dan Bank TLM. Pameran hasil karya UMKM di halaman gereja Paulus ini merupakan bentuk dukungan Dekranasda NTT terhadap upaya peningkatan ekonomi keluarga jemaat.
Sementara Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dalam sambutannya sebelum memukul gong sebagai tanda dibukanya perlombaan, mengatakan perlombaan semacam Pesparawi perlu dilakukan setiap tahun dengan menambah jumlah peserta. Sebag dengan jumlah peserta yang makin banyak maka dirinya yakin akan lahir pikiran-pikiran cerdas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jemaat.
“Kita melakukan kegiatan begini harus terus menerus. Kalau bisa satu tahun satu kali. Konsolidasi setiap saat kelembagaan itu bertemu dan saling berkomunikasi akan melahirkan pemikiran-pemikiran yang baik. Karena bukan saja kita sedang bernyanyi, bukan saja kita sedang berlomba tapi kita bertemu satu sama lain saling ngobrol. Orang kalau ngobrol akan melahirkan pemikiran, kesepakatan lalu membuat sesuatu. Karena itu saya harapkan pertemuan-pertemuan seperti ini dalam gereja terus digerakkan,” kata Gubernur VBL.
Dia mengatakan, gereja dalam sejarahnya menjadi sentral gerakan. Jadi kalau gereja tidak lagi menjadi sentral berarti gereja sedang kehilangan.
“Gereja menjadi sentral gerakan perubahan, gerakan cara berpikir, semua harus keluar dari gereja,” tandas VBL lagi.
Sedangkan Ketua Panitia Pesparawi ke-3, Stofinson Taipan Fointuna dalam laporannya menjelaskan, maksud dan tujuan digelarnya lomba yang diikuti 19 tim ini antara lain untuk memupuk persekutuan perempuan GMIT Klasis Kota Kupang. Kemudian menjalin kerjasama dengan perempuan se-klasis Kota Kupang dan denominasi lain. Mengembangkan bakat dan talenta seni perempuan. Lalu membangun semangat kompetensi yang sehat diantara perempuan GMIT dan sebagai wadah kaderisasi perempuan GMIT.
Seperti disaksikan media ini, Gubernur VBL didampingi Ketua majelis Klasis Kota Kupang, Pdt. Jeheskial Adam, Kadis Pariwisata Provinsi NTT Sonny Libing, Dirut Bank TLM, Robert P. Fanggidae dan undangan lainnya meninjau pameran hasil karya UMKM Perempuan yang digelar di halaman parkir gereja Paulus Oepura tersebut. Gubernur VBL tampak kagum dengan sejumlah hasil karya UMKM Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang sehingga ada yang langsung dibeli oleh suami Ketua Dekranasda NTT itu. (epo)