Oelamasi, swaratimor.co.id – Pemerintah Kabupaten Kupang melakukan sosialisasi Rencana Aksi Daerah (RAD) dan roadmap percepatan penurunan stunting, angka kematian ibu dan angka kematian bayi di wilayah itu, Kamis (9/11/2022).

Pelaksana tugas Sekretaris Daerah (Plt Sekda) Kabupaten Kupang, Novita Foenay saat membuka kegiatan sosialisasi mengatakan, penurunan angka sunting serta angka kematian ibu dan bayi saat ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah di bidang kesehatan saja tapi semua stakeholder.

“Khusus untuk Kabupaten Kupang , Pemerintah dalam perencanaan pembangunan 5 tahun kedepan telah menetapkan penanganan penurunan angka stunting serta angka kematian ibu dan bayi sebagai prioritas dalam pembangunan jangka menengah daerah tahun 2019-2024,” kata Novita Foenay di Gereja Elim Naibonat. Untuk penurunan angka stunting, jelas Novita, Pemkab Kupang telah menetapkan target 9,3 % di tahun 2024 mendatang. Demikian halnya untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi, Pemkab Kupang juga telah menargetkan jumlah 0 kasus dalam perencanaan pembangunan tersebut. 

“Target tersebut ditetapkan melalui sebuah kajian yang komprehensif dengan memperhatikan sumber daya kesehatan dan potensi yang dimiliki Kabupaten Kupang saat ini,” ucap Novita.

POSE BERSAMA – Plt. Sekda Kabupaten Kupang, Novita Foenay pose bersama panitia dan peserta sosialisasi di Gereja Elim. (Foto: Prokopim Kab Kupang)

Menurutnya, perlu adanya peta jalan atau road map, sebagai dasar pijakan dalam berkolaborasi melaksanakan berbagai intervensi untuk mencapai target-target tersebut. Meskipun secara regulasi, rencana aksi daerah dan road map percepatan penurunan stunting, serta angka kematian ibu dan bayi telah ditetapkan dalam peraturan bupati kupang, perlu untuk dilakukan sosialisasi guna membangun komitmen bersama antar seluruh pemangku kepentingan di daerah ini.

Novita Foenay berharap, sosialisasi ini menjadi langkah awal yang baik untuk menempatkan tanggung jawab penurunan stunting serta penurunan angka kematian ibu dan bayi sebagai tanggung jawab bersama yang wajib diprioritaskan.

“Pastikan semua poin penting dalam perbup yang ada bisa dipahami secara baik, dan para perangkat daerah baik Kecamatan hingga desa bersama LSM/NGO yang ada, mari berkolaborasi menuntaskan prioritas dan target pemerintah ini. Libatkan seluruh sumber daya dan potensi yang ada baik secara spesifik maupun sensitif serta hadirkan program dan kegiatan yang inovatif pada lokasi-lokasi sasaran penurunan angka stunting serta kematian ibu dan bayi di Kabupaten Kupang,” katanya lagi.

Meski mengaku baru belajar dari berbagai hal tentang persoalan stunting, namun Novita Foenay berharap jika berbicara soal stunting maka harus disertakan dengan data rill dari seluruh Puskesmas yang ada di Kabuoaten Kupang agar bisa dipastikan mana daerah yang mengalami penurunan maupun peningkatan stunting. Karena itu, dia mengharapkan kerja sama dari semua pihak terkait baik itu Kadis serta Camat untuk turun langsung ke lapangan.

“Dana untuk stunting harus dimanfaatkan dengan baik demi penurunan stunting di Kabupaten Kupang. Pengukuran stunting juga dipengaruhi sarana dan prasarana serta tenaga. Semoga ini semua bisa menjadi perhatian semua pihak terkait khususnya Dinkes demi penekanan angka stunting, AKU dan AKB di Kabupaten Kupang,” tandasnya.

Kegiatan sosialisasi ini diwarnai dengan penyerahan bendera stunting dari perwakilan Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat kepada Pemkab Kupang untuk selanjutnya diteruskan ke para Camat se- Kabupaten Kupang. (epo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: