Kupang, swaratimor.co.id – Stefanus Donny Handoko Heatubun telah ditunjuk menjadi Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT sejak 4 Januari 2023 lalu menggantikan I Nyoman Ariawan Atmaja yang telah bertugas di NTT sejak 2019 lalu dan kini berpindah tugas ke kantor BI Pusat di Jakarta.
Di masa awal tugasnya Doni di bumi Flobamorata NTT, BI Perwakilan NTT menggelar acara ramah tamah bersama insan pers di Kantor BI Perwakilan NTT yang berada di Jalan El Tari Kupang.
Selain memperkenalkan diri kepada puluhan pekerja pers yang hadir, Doni dalam acara ramah tamah yang dipandu Daniel dari BI ini juga membuka ruang tanya jawab. Sejumlah pertanyaan mengenai masalah ekonomi seperti inflasi hingga persoalan Bank NTT disampaikan pekerja pers. Terhadap pemberitaan tentang layanan Bank NTT yang dibekukan, Doni pun meminta pekerja pers untuk focus pada layanan digitalnya saja dan tidak melebar pemberitaannya.

“Pengertian dibekukan bisa kemana-mana ini. Iya toh. Kalau klarifikasikan itu sebetulnya sifatnya pembinaan pada Bank NTT. Cuma some how kenapa yang beredar itu surat yang rahasia pun bisa diposting secara utuh. Itu kan nggak pas juga. Karena apa? Karena akibatnya bisa bahaya buat Bank NTT. Kalau memang itu menyangkut perijinan layanan digital, mustinya focus kesitu aja dulu. Yang tidak boleh adalah menambah. Yang sudah eksis? Kalau dibekukan semuanya nggak bisa, betulkan? Iya kan? Tapi faktanya nggak seperti itu kan? Yang tidak boleh adalah menambah user nya. Layanannya tetap oke, nggak ada isu disitu. Nah itulah yang saya sampaikan kepada bapak, ibu sekalian. Kalau ada hal-hal sebaiknya kita ngobrol dulu. Betul nggak kata-kata dibekukan. Kalau Dibekukan, nggak bisa ngapa-ngapain. Padahal Bank NTT kan bisa berjalan atau bisa beroperasional seperti biasanya. Sambil melengkapi masalah perijinannya yang saat ini eksistingnya masih bisa melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan. Iya kan. Jadi sebenarnya isunya nggak sampai membuat Bank NTT lebih susah lagi tapi faktanya nggak kok, biasa aja itu. Karena kata-kata membekukan karena dulu ada terminology selalu ada terminologi membekukan, Bank dibekukan. Ini kan nggak. Hanya khusus layanan digitalnya aja. Yang tidak boleh itu menambah user nya, seperti itu dan hal itu yang biasa dalam melengkapi perijinannya. Isu nya jadi jangan kemana-mana karena merugikan. Kasihan Bank NTT nya, iya toh. Ini menyangkut masalah reputasi juga,” jelas Doni saat menjawab pertanyaan wartawan.
Dalam pertemuan ini, Doni berjanji akan menggelar pertemuan dengan wartawan setiap bulan untuk membahas berbagai isu ekonomi, agar penulisan tentang berbagai istilah ekonomi dapat dipahami secara benar oleh pekerja pers yang ada di Ibu Kota Provinsi NTT.(epo)