Kupang, swaratimor.co.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau di wilayah NTT akan terjadi bulan April mendatang.

“Hingga Februari 2023 pemantauan terhadap anomaly iklim global di samudra pacific menunjukkan La Nina lemah masih berlangsung,namun dengan indeks yang mendekati ambang batas normal sekitar minus 0,52. Sedangkan pemantauan di Samudra Hindia pemantauan suhu muka laut itu menujukkan kondisi yang netral. Fenomena La Nina ini diprediksi akan menuju ke netral sekitar bulan Maret ini dan terus bertahan sampai akhir sementer pertama 2023. Kemudian pada semester kedua, peluang untuk terjadinya kondisi netral ke El Nino lemah sekitar 50-60 persen. Awal masuk musim kemarau berkaitan erat dengan peralihan pola mosun. Arah angin yang biasanya kalau musim hujan dari Barat ke Timur maka musim kemarau apakah sudah dominan dari Timur ke Barat seperti itu. BMKG memprediksikan awal musim kemarau terjadi seiring dengan aktifnya musim monsoon Australia disekitar bulan April 2023 yang akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Dari total 28 zoom di NTT ini, sebanyak 27 zoom atau96,47 persen diperkirakan akan mengawali musim kemarau itu April 2023. Sedangkan satu zoom 3,53 persen awal terjadinya musim kemarau pada bulan Mei 2023.,” jelas Kepala Stasiun Klimatologi BMKG NTT, Rahmatulloh Adji, Kamis (30/3/2023) di kantor Gubernur NTT.

Adji didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT Prisila Parera, Kadis Pertanian NTT, Lucky F. Koli dan Kepala BPBD NTT, Ambros Kodo kemudian meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca kekeringan ekstrem di beberapa wilayah.

“Kami menghimbau Pemda dan masyarakat lebih siap terhadap dampak musim kemarau. Beberapa kabupaten di NTT memiliki potensi bencana kekeringan,” ujarnya.

Lucky F. Koli saat memberikan keterangan pers. (*)

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lucky F. Koli menjelaskan, Pemerintah akan mempersiapkan sejumlah langkah antisipasi menghadapi musim kemarau tahun ini.

“Yang pertama karena kemarau itu di April, kita akan manfaatkan musim tanam 2 untuk mengisi produksi dengan jenis tanaman yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan. Apa saja yang akan dikerjakan petani, itu bukan hal yang baru juga karena fenomena kekeringan ini bukan baru sekarang sehingga petani sudah memiliki daya tahan adaptasi terhadap cuaca yang terjadi dan mereka juga sudah mempersiapkan tanaman yang cocok untuk musim kemarau seperti ini,” jelas Koli. “Karena itu, kami mempersiapkan skema pertama untuk tanaman Palawija. Kita sarankan untuk wilayah-wilayah yang musim kemarau jatuhnya April menanam kacang-kacangan terutama kacang hijau. Kedua Kelor, ketiga Sorgum dan Jagung. Komunitas-komunitas ini tahan terhadap kekeringan, punya daya adaptasi yang kuat terhadap kekeringan. Kedua tanaman-tanaman holtikultura itu akan membantu ekonomi masyarakat karena menggunakan sedikit air tetapi bisa menyediakan pangan sekaligus ekonomi,” kata Koli lagi.

Sedangkan Kepala Pelaksana BPBD NTT, Ambros Kodo mengatakan  pihaknya juga telah memiliki mekanisme kerja sebagaimana yang sudah diatur didalam rencana kontingensi penanganan bencana kekeringan.

‘Badan Penanggulangan Bencana memiliki mekanisme kerja sebagaimana yang sudah diatur didalam rencana kontingensi penanganan bencana kekeringan. Tentu berdasarkan rilis perkiraan awal musim kemarau ini, yang pertama dilakukan oleh BPBD adalah mengaktifkan kelompok kerja penanganan kekeringan. Kelompok kerja ini melibatkan semua instansi yang terkait paut didalamnya untuk mulai melakukan analisis dan kajian terhadap kondisi yang terjadi dilapangan. Berdasarkan kajian tersebut, BPBD mengajukan kepada kepala daerah untuk menetapkan status sehubungan dengan kekeringan. Apakah status siaga darurat ataukah kita ada ditanggap darurat,” kata Ambros.

Menurut Ambros, koordinasi dan kerjasama lintas sektor akan sangat diperlukan. Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas pertanian untuk menyiapkan langkah-langkah efek El Nino bagi ketersediaan pangan. (epo)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: