Oelamasi, swaratimor.co.id – Bupati Kupang, Korinus Masneno dalam pertemuan tingkat tinggi (High Level Meeting-HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan TP2D (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah) Kabupaten Kupang, Rabu (29/3/2023) mengatakan, inflasi sekarang menjadi isu prioritas di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius dan upaya yang luar biasa.

“Diperlukan perhatian serius dan upaya yang luar biasa dalam mengendalikan inflasi ini seperti wajib mengintensifkan kegiatan operasi pasar murah, menguatkan dan melaksanakan kerjasama antar daerah, melakukan mapping atau pemetaan produksi dan distribusi, menggalakkan komunikasi penggunaan produk olahan dalam negeri, BBM subsidi tepat sasaran, gerakan Penghematan energi, supervisi progres pembangunan penyalur BBM satu harga, percepatan realisasi belanja, tanam pangan cepat panen, subsidi biaya angkut komoditas dan meningkatkan produksi komoditas hortikultura,” kata Masneno di Aula Kantor Bupati Kupang di Oelamasi.

Pertemuan TPID dan TP2D digelar dalam rangka pengendalian inflasi di Kabupaten Kupang. Pemerintah telah dan akan terus berupaya melakukan beberapa kegiatan bersama TPID Kabupaten Kupang untuk menjaga ketersediaan barang dan jasa, sekaligus menekan kenaikan harga beberapa komoditas kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Paskah dan hari raya Idul Fitri.

Semua upaya untuk menjamin ketersediaan stok, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi yang efektif antar berbagai pihak terkait terus dilakukan untuk memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan harga yang terjangkau dan dapat berpartisipasi optimal dalam pembangunan daerah Kabupaten Kupang.

Pada momentum ini, Masneno juga mengajak semua pihak Pemerintah, swasta maupun masyarakat, untuk bekerja keras dan cerdas meningkatkan produksi dan produktivitas dengan cara-cara yang efektif efisien produktif dan inovatif. “Tingkatkan produksi dan produktivitas kita pada semua sektor kehidupan agar kita mencapai kemandirian ekonomi. Marilah kita gunakan produk dalam negeri dan produk lokal yang sesungguhnya dapat berkontribusi memecahkan masalah ketersediaan sekaligus menekan tingkat pengeluaran. Inflasi yang tidak terkendali tentu tidak kita inginkan bersama karena itu kita harus berupaya keras agar inflasi tetap terkendali dengan baik. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama baik pemerintah swasta maupun masyarakat,” kata Masneno yang juga mantan Wakil Bupati Kupang periode 2014-2019.

“Saya mengajak kita untuk selalu menjaga keseimbangan dalam tata kelola perekonomian agar produksi distribusi dan konsumsi kita berada dalam suatu stabilitas dan mendorong dinamika yang tinggi dalam menghadapi perekonomian”, tegas Bupati Kupang,” katanya lagi,

Donny H. Heatubun

Sementara Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi NTT, Donny H. Heatubun dalam kesempatan ini, mengatakan Bank Indonesia memberikan apresiasi kepada Pemkab Kupang dan Forkopimda yang terkabung dalam TPID.

“Isu inflasi menjadi penting bagi negara kita. Tantangan kita tidak lebih mudah dengan tahun kemarin. Ada isu ketahanan pangan, yang tidak hanya terjadi di Indonesia tapi secara global akibat geopolitik, manusia serta cuaca dan iklim yang tentu saja menggangu transportasi yang menjadi masalah distribusi pangan kita,” kata Donny.

Donny menjelaskan, angka inflasi NTT sampai awal tahun berada diatas angka inflasi nasional.

“Mestinya siklusnya harus dibawah angka inflasi tapi malah berada di atas angka 1% sehingga harus diangkat menjadi 7% yang merupakan anomali. Biasanya setelah Natal dan Tahun Baru, inflasi menjadi rendah. Yang juga merupakan akibat dari cuaca ekstrim karena tidak semua Kabupaten/Kota menghasilkan komoditas pangan,” jelas Donny lagi. Kasrena itu, Donny mengajak pihak Pemerintah Provinsi hingga Kabupaten/Kota untuk bisa mengendalikan inflasi.

“Pada bulan Februari, kita mengalami deflasi yang cukup dalam yakni 0,6%. Sehingga pada bulan tersebut angka inflasi di NTT langsung dibawah angka nasional. Tingkat inflasi di NTT akan dihitung di 3 Kab/Kota yakni Kota Kupang, Waingapu dan Sikka dengan distribusi 80, 10, 10 , kita mencoba fokus pengendalian di kota Kupang agar jika berhasil kita bisa menurunkan inflasi di NTT. Harus ada kerja  sama antar daerah. Dengan mengandalkan Kupang dalam pengendalian inflasi yakni Kabupaten Kupang menjadi lumbung padi bagi Kota Kupang. Pengendalian inflasi selalu ada nilainya,” tambah Donny.

Donny memastikan jika Bupati bisa melakukan percepatan dan perluasan digitalisasi daerah, maka akan semakin tinggi tingkat digitalisasinya yakni menjadi 78% , yang mana selangkah lagi masuk zona digital diangka 97 % hingga akhrnya menjadi 100%.

“Kabupaten Kupang harus melakukan berbagai langkah dari sisi pajaknya, retribusi dan  bisa bekerja sama dengan BUMN  untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memanfaatkan QRIS,” tutup Donny. (epo)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: