Kupang, swaratimor.co.id – Sebanyak 10 siswa berprestasi asal Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) Negeri 6 dan SMAK Giovanni Kota Kupang dan seorang wanita asal Kabupaten Ende yang telah menyelesaikan pendidikan Strata satu (S1) berkesempatan melanjutkan Pendidikan ke jenjang Pendidikan yang lebih tinggi dengan biaya yang ditanggung Julie Sutrisno Laiskodat yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT.

Kepada wartawan di rumah jabatan Gubernur NTT, Julie Sutrisno Laiskodat menjelaskan, 11 anak yang akan melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ini akan diberi beasiswa oleh dirinya bersama suaminya, Viktor Bungtilu Laiskodat.

“Saya sebagai ketua PKK, sebagai anggota DPR RI, ketua Dekranasda ingin mendukung program Pak Gubernur masuk sekolah jam 5.30 pagi. Jadi waktu itu kita bukan sekedar sarapan bersama Kelor di SMA Negeri 6 tapi mereka mengikuti beberapa course. Kita punya English basic course, waktu itu English both camp yang pernah diliput wartawan. Lalu setelah itu terseleksi. Jadi mereka ini adalah 10 anak yang memang sudah terseleksi. Waktu itu kita pilih dari hampir 400 anak di SMA Negeri 6, kita pilih 10 yang akan dapat beasiswa. Waktu itu saya rencana pilih 5 dari 400 siswa tapi saat mereka presentasi pakai bahasa Inggris, mereka semua bikin saya bulu badan merinding jadi saya nggak sanggup untuk milih 5 karena semuanya bagus. Sehingga waktu itu saya putuskan bahwa 5 itu ke Jakarta menuju IPMI lalu 5 lagi itu kuliah lokal dibeasiswa oleh saya. Nah saya dan Pak Gubernur ini beasiswa pribadi bukan dari Pemerintah mengingat tanggal 5 September nanti saya sudah selesai nggak mungkin saya lepasin mereka. Saya akan pantau mereka di Jakarta dan di Kupang juga saya punya rumah jadi saya juga bisa pantau mereka,” ungkap Julie.

Dia mengatakan, mereka yang akan melanjutkan Pendidikan di Jakarta untuk sementara akan tinggal di rumah dinasnya di Kalibata.

“Sekolahnya di IPMI Kalibata dan kebetulan saya juga punya rumah jabatan di Kalibata sebagai anggota DPR RI. Kebetulan dekat disitu dan rumah jabatan saya itu selama ini tidak saya pakai. Saya biasa ada orang NTT yang datang berobat atau ada acara dan nggak punya anggaran untuk hotel biasa mereka nginap ditempat saya ini. Jadi karena rumah jabatan ini kosong, mereka akan menempati di rumah jabatan tersebut. Nanti mereka akan diurus oleh IPMI. Sebelumnya sudah ada 2 orang NTT di IPMI, satu dari Lembata dan satu lagi dari TTS yang punya jiwa entrepreneur,” kata Julie.

Julie mengungkapkan, dari hasil berkeliling diberbagai sekolah yang ada di NTT, hampir semua pelajar yang dijumpainya selalu ingin menjadi ASN, TNI, Polri atau Guru. Padahal, kata Julie, sumber daya alam dikandung bumi Flobamorata ini begitu banyak dan membutuhkan tenaga-tenaga terampil untuk mengolahnya..

“Saya sedih waktu saya sering ke sekolah-sekolah, pada saat saya menanyakan cita-cita mau jadi apa dan dari 10 siswa yang saya tanya, hampir 10 siswa itu menjawab kalau nggak Tentara berarti Polisi, Guru dan ASN. Kog kayak nggak ada potensi lain di NTT padahal di NTT itu Peternakan, Pertanian, Perikanan sama Pariwisata itu sangat luar biasa. Tapi potensi itu siapa yang akan mengembangkan kalau nggak ada anak-anak kita yang menuju kesana,” ungkap Julie lagi.

Ketika disinggung soal perjanjian kerja dengan mereka yang diberi beasiswa ini, Julie mengatakan, dirinya hanya meminta setelah selesai kuliah, mereka yang dia beri beasiswa ini dapat kembali ke bumi Flobamorata NTT untuk mengolah sumber daya alam yang begitu kaya ini.(epo)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: