Oelamasi, swaratimor.co.id – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIKUM) Profesor Dr. Yohanes Usfunan S.H., M.H., yang diresmikan tahun 2018 oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Sabtu (21/10/2023) melaksanakan acara wisuda angkatan kedua. Pelaksanaan wisuda angkatan kedua yang diikuti 39 wisudawan ini semakin meyakinkan orangtua dan masyarakat akan eksistensi STIKUM Profesor Dr. Yohanes Usfunan S.H., M.H., dan menepis informasi dan penilaian negatif terhadap lembaga STIKUM ini.
Hal ini diungkapkan perwakilan orangtua wisudawan, Religius Usfunan saat mengungkapkan kata hatinya di kampus STIKUM.
“Wisuda menjadi kebanggaan bagi semua orangtua karena dengan di wisudanya anak-anak atau mahasiswa-mahasiswi ini juga bisa menepis berbagai macam informasi bahkan penilaian-penilaian negatif terhadap keberadaan Stikum. Karena tentunya kalau kita sebut Fakultas Hukum Undana tau Unkris itu biasa. Tetapi ketika berbicara tentang Stikum tentunya ada begitu banyak tantangan dan tantangan itu juga bukan saja berpengaruh kepada civitas akademika di Stikum tetapi tantangan itu juga datang bagi orangtua dan masyarakat. Dan untuk itu, hari ini sudah ada wisuda yang kedua maka dengan acara wisuda ini menjawab semua keraguan, menjawab semua pemikiran-pemikiran ataupun pandangan-pandangan dan keraguan-keraguan yang terjadi yang diberikan kepada Stikum Profesor Dr. Yohanes Usfunan S.H., M.H., dan kami atas nama keluarga besar yang di wisuda hari ini, tentunya kami mengucapkan terima kasih dengan semua yang telah diberikan,” kata Religius dalam sambutannya mewakili orangtua wisudawan.
Religius mengatakan, upaya yang dilakukan pengelola STIKUM untuk melahirkan sarjana=sarjana hukum yang tangguh dan dapat menghadapi tantangan global bukan saja menjadi kebanggaan STIKUM semata tapi juga orangtua dan masyarakat NTT umumnya.
“Dengan semua upaya untuk dapat melahirkan sarjana-sarjana hukum yang tangguh untuk dapat menghadapi tantangan global pada saat ini, tentunya itu menjadi kebanggaan bagi Stikum sendiri tetapi juga menjadi kebanggaan dari orangtua dan masyarakat di Provinsi NTT,” tambah Religius yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten TTS ini.
Perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah XV, Nina Bere dalam kesempatan ini mengingatkan, perkembangan teknologi digital yang sangat pesat membawa revolusi industry 4.0 yang membuat terjadi perubahan besar dan mendalam dalam berbagai bidang. Pekerjaan dan cara bekerja berubah. Banyak jenis pekerjaan yang selama ini aman tiba-tiba hilang digantikan oleh robot dan teknologi. Sementara pekerjaan baru yang tidak terpikirkan bermunculan. Karena itu, jika lembaga perguruan tinggi tidak beradaptasi maka perguruan tinggi tersebut akan kehilangan relevansinya dan ditinggalkan mahasiswa.
“Dunia perguruan tinggi tidak terkecuali juga dihadapkan pada dunia yang kompleks. Tidak ada pilihan lain bagi perguruan tinggi untuk berubah, bertransformasi menjadi lebih adaptif dan adil. Jika tidak cepat beradaptasi maka perguruan tinggi akan kehilangan relevansinya dan ditinggalkan oleh mahasiswa. Revolusi 4.0 semakin menguatkan ekonomi berbasis inovasi dengan kebtuhan kompetensi baru salah satu modal utama bagi tumbuhnya inovasi dan knowledge,” kata Nina.
Sementara Direktur STIKUM, Profesor Dr.Drs. Yohanes Usfunan, S.H.,M.H., dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada LLDIKTI XV atas berbagai dukungannya selama ini.
“Kami pahami ada hal-hal yang harus dibenahi tetapi kami sadar betul bahwa LLDIKTI XV diam-diam sebetulnya sudah mempertahankan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip good governance khususnya pada tingkat pelayanan dan tingkat transparansi maupun rensponsibility. Kami sangat berbangga keberadaan LLDIKTI yang memberikan kami dukungan sepenuhnya dan lewat Ibu Nina, saya ucapkan terima kasih dan sampaikan salam saya buat Profesor Amheka dan para pejabat lainnya,” kata Profesor Usfunan.
Profesor Usfunan menjelaskan, STIKUM yang dia dirikan mengusung visi yang lebih mengutamakan kualitas. Karena alasan kualitas itulah maka dirinya tidak main-main dalam ujian karena ujian yang dilakukan di STIKUM menggunakan pola S3.
“Ujian kebanyakan dilakukan secara lisan melalui presentase-presentase makalah dan ada juga yang ujian langsung. Maksudnya menyiapkan betul-betul kader, pola S3 kita terapkan disini. Dia presentase tanpa teks dan tanya jawab. Saya ingin kader-kader STIKUM ini betul-betul berkualitas. Kami sekolah swasta tapi soal bersaing, kita sama dengan negeri, Ujian kebanyakan dilakukan secara lisan melalui presentase-presentase makalah dan ada juga yang ujian langsung. Maksudnya menyiapkan betul-betul kader, pola S3 kita terapkan disini. Dia presentase tanpa teks dan tanya jawab. Saya ingin kader-kader STIKUM ini betul-betul berkualitas,” ungkap Profesor Usfunan.
Dia mengatakan, banyak mahasiswa senang dengan pola pengajaran yang dilakukan di STIKUM sehingga banyak yang ingin kuliah di STIKUM. Bahkan ada yang telah memiliki gelar Profesor masih ingin kuliah S1 Hukum di STIKUM.
“Kami sekolah swasta tapi soal bersaing, kita sama dengan negeri, tidak boleh ada standar dibawah itu dan para mahasiswa ini sampaikan mereka senang, disini bahkan ada Profesor Simon Sabon Ora dari Undana, ada Polisi, ada wartawan, pengacara dan inilah mimpi saya. Dosen yang mengajar disini Magister hukum tapi dia harus didampingi oleh doctor, harus didampingi oleh Profesor karena saya tidak main-main kalau soal kualitas. Karena saya datang dari Universitas ternama jadi saya juga harus mempertahankan kualitas itu,” ungkap Profesor USfunan lagi.
Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe dalam sambutannya mengatakan, begitu dirinya tahu jika STIKUM Profesor Dr. Yohanes Usfunan S.H., M.H., berada dalam wilayah Kabupaten Kupang maka beban dalam hatinya bertambah. Sebab ada perguruan tinggi yang memiliki visi dan misi yang luar biasa untuk daerah ini namun kurang diperhatikan Pemerintah.
Sementara perwakilan wisudawan, Chris Bani dalam ungkapan hatinya berjanji akan menjaga nama baik STIKUM seperti menjaga orangtuanya. Chris juga berjanji akan membentuk alumni STIKUM Profesor Dr. Yohanes Usfunan S.H., M.H.,(epo)