Oelamasi, swaratimor.co.id – Walaupun Presiden dan para Bupati serta Walikota telah meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) bersikap netral atau tidak memihak saat Pemilu 14 Februari 2024 lalu namun dugaan ketidaknetralan ASN Kabupaten Kupang muncul di Desa Oebelo Kecamatan Kupang Tengah.
Seorang Kader Posyandu Desa Oebelo Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang, Eka, Senin (26/2/2024) mengaku diberi uang Rp200 ribu oleh ASN Kabupaten Kupang yang merupakan Kepala Pustu Desa Oebelo, Ruth Pasaribu. Pemberian uang itu bertujuan agar Eka mencoblos caleg tertentu saat pencoblosan 14 Februari 2024 lalu.
“Kasih uang 200 ribu. Itu uang suruh coblos Bapak Ruben Alexander Masneno dari Partai PKB atau PBB Beta sonde tahu karena su lupa ju. Ibu Bidan datang serahkan uang tanggal 12 Februari tapi Beta su lupa jam berapa. Waktu serahkan, dia bilang ini Kaka Eka ambil uang jadi Beta terima uang terus pas Beta mau pulang Ibu masih sempat pesan bilang ingat ee Eka foto. Tapi Beta dalam hati berat juga terima itu uang karena Beta juga memilih sesuai hati Nurani. Terus Beta jawab bilang sonde bisa foto atau bisa foto Beta kurang tahu karena berapa tahun lalu saat Pemilu sonde bisa bawa Hp untuk foto jadi Beta hanya menyahut bilang iya sa terus pulang sampai rumah,” cerita Eka saat ditemui wartawan dikediamannya.
Menurut Eka, setelah hari pencoblosan tidak ada kabar ataupun pertanyaan dari Kepala Pustu Oebelo yang telah memberinya uang Rp200 ribu. Namun Jumat 23 Februari lalu, tiba-tiba dirinya di telp oleh Bidan Kepala Pustu yang menyampaikan kalau di TPS 06 tidak ada suara bagi caleg pesanannya. Karena itu, Eka diminta untuk mengembalikan uang Rp200 ribu dan disanggupi Eka.
“Terus sonde ada kabar sampai hari Jumat tanggal berapa itu kog (23 Februari,red) tiba-tiba dia telp di WA tapi Beta sonde ada paket data jadi Beta sonde tahu kalau dia ada telp di WA. Terus tiba-tiba HP bunyi dipanggilan biasa jadi Beta angkat. Beta bilang iya Ibu karmana? Terus dia bilang Kaka Eka suara di TPS 06 sonde ada. Jadi Beta bilang Beta coblos Ibu. Soal suara ada atau sonde ada itu Beta sonde tahu. Jadi Ibu bilang kalau bisa kasih kembali uang sa koo. Jadi Be bilang iya sebentar baru Beta antar sa Ibu karena Beta masih sibuk di rumah. Jadi dia bilang antar sa karena Ibu ada di Pustu. Be bilang tunggu sebentar sa Beta antar pi rumah tapi Ibu bilang ada anjing di rumah. Jadi Beta bilang na biar Beta titip di Lala dengan Lita saa jadi Ibu menyahut bilang iya. Terus HP dikasih mati,” lanjut Eka mengisahkan percakapannya dengan Ruth Pasaribu.
Sementara itu Kepala Pustu Desa Oebelo, Ruth Pasaribu yang ditemui sejumlah wartawan diruang kerjanya membantah dengan tegas apa yang disampaikan Eka.
Menurut Ruth, dia tidak tahu tentang persoalan money politik atau politik. Dirinya hanya mengetahui soal masalah Kesehatan. Karena itu saat ingin diwawancarai wartawan soal dugaan money politik, Ruth mengaku langsung menolak dan tidak ingin diwawancarai.
“Kaka Melly (Wartawan,red) datang dari sana hallo jadi karena dia saya punya tetangga saya pikir dia mau berobat jadi saya tanya kenapa. Dia tidak ada perkenalan bilang saya wartawan dari swara ini, ini ID card saya, saya mau wawancarai Ibu seperti itu. Dia datang, dia duduk, dia bilang Ibu saya boleh minta wawancara klarifikasi tentang Ibu dan Ibu Kapus ko money politik. Saya bilang, aduh kakak kalau money politik atau politik terus terang saya tidak tahu. Tapi untuk pelayanan Kesehatan saya tahu,” kisah Ruth.
“Terus bilang Ibu bersedia diwawancarai atau tidak. Nah terus saya bilang begini, kalau saya tidak bersedia adakah undang-undangnya yang harus saya bersedia untuk diwawancarai. Tapi kakak Melly bilang tidak ada Ibu itu hak Ibu untuk tidak mau diwawancarai. Hoo nah sudah untuk sekarang saya belum bersedia untuk diwawancarai jadi kakak Melly ju keluar. Jadi saya masih ada disini dengan pekerjaan saya, tiba-tiba datang satu Nona, Nona Eka dia sorong uang Bapak. Dia dari sana langsung bilang begini, Ibu terima ini uang maka Kak Melly langsung rekam-rekam saya Bapak. Saya tidak pernah kasih kamu uang. Ibu terima su ko saya foto. Heee ini maksudnya apa,” lanjut Ruth.
Ruth mengaku terpaksa mengambil kamera wartawan Melly yang merekam akktifitasnya dalam Pustu saat mereka sedang berbincang. Karena itu Ruth kemudian meminta maaf atas kejadian tersebut.
“Nah kaka Melly terus rekam saya Bapa, Saya bilang kakak jangan rekam-rekam saya karena saya lagi kerja. Jadi dia bilang terus saja Ibu. Karena pekerjaan saya yang sudah banyak saya sebagai manusia biasa saya langsung ambil kamera dan bilang jangan rekam-rekam saya karena saya masih kerja, Wajar dong Bapak jadi bilang hapus hapus sudah. Dia masih omong terus begini-begini. Hai semua orang sudah ada hak, silahkan mau lapor saya dimana tap ikan saya sudah omong untuk saat ini saya tidak bersedia diwawancarai tapi kenapa rekam-rekam. Ini tempat kerja saya, ini Pustu saya. Saya ada pelayanan kenapa main rekam-rekam terus. Kalau merasa terintimidasi karena saya rampas HP, saya minta maaf,” kata Ruth lagi. (epo)