Belu, swaratimor.co.id – Bupati Belu, Agustinus Taolin mengungkapkan dalam rangka mewujudkan masyarakat Belu yang Sehat dan Berkarakter Kompetitif, Pemerintah Belu terus membuat berbagai inovasi yang berdampak bagi masyarakat. Inovasi- inovasi ini kemudian telah mengantarkan Kabupaten Belu menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan Kabupaten Terinovatif se-Indonesia Kategori Daerah Tertinggal dan Daerah Perbatasan Terinovatif dalam ajang Innovative Government Award (IGA),Selasa (12/12/2023) lalu.
Ungkapan Bupati Belu, Agustinus Taolin ini disampaikan saat Talk Show Radio dengan tema “Inovasi Hebat, Masyarakat Belu yang Sehat, Berkarakter dan Kompetitif”, Kamis (22/02/2024). Talk Show ini merupakan hasil kerjasama Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT dengan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Atambua.
Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakni, Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, Sp. PD- KGEH., FINASIM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, drg. Ansilla F. Eka Mutty dan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Belu, Vinsensius Dalung, ST.
“Dua Inovasi bidang kesehatan yakni Cakupan Kesehatan Semesta Belu (Cakes Belu) yang dapat diakses seluruh masyarakat Belu yang berkerjasama dengan BPJS seluruh Indonesia dan inovasi di bidang perumahan yakni Optimalisasi Pengelolaan Data Base Rumah Tidak Layak Huni berbasis aplikasi (Sipenata RTLH) ini merupakan suatu aplikasi yang mampu memberikan informasi akurat terkait rumah tidak layak huni termasuk titik koordinat akurat, by name by adress di seluruh Kabupaten Belu. Dengan adanya informasi akurat ini, program perbaikan rumah tidak layak huni menjadi tepat sasaran,” jelas Agus Taolin seperti dikutip dari rilis Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT kepada media ini.
Agust menyampaikan, selain inovasi juga terus dilakukan kajian dan evaluasi secara berjenjang sebagai mata rantai kegiatan yang wajb dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan inovasi-inovasi tersebut.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Ansilla F. Eka Mutty menjelaskan, inovasi di bidang kesehatan ini awalnya merupakan ide utama dari Bupati Belu Agustinus Taolin. Dan Dinas Kesehatan Kabupaten Belu sebagai instansi teknis, merealisasikan inovasi ini melalui peraturan dan hal-hal teknis di lapangan.
“Selain pelayanan kesehatan menggunakan E-KTP bagi seluruh masyarakat Kabupaten Belu, kami juga berusaha terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kini sudah terbukti Kabupaten Belu dalam pelayanan endoskopi yang membawa Kabupaten ini memperoleh penghargaan pelopor endoskopi di NTT. Saat ini kami mempersiapkan dua perawat dan satu orang dokter spesialis penyakit dalam yang sedang mengikuti pelatihan endoskopi dan akan melanjutkan pendidikan mereka,” jelas Ansilla.
Ansilla mengungkapkan, kedepan Kabupaten Belu akan menjadi pusat KJSU (penyakit Kanker, Jantung, Strok, dan Uronefrologi/penyakit ginjal), laboratorium kesehatan dan telah memiliki dua mesin produksi oksigen hibah Kadin dan Kementerian Kesehatan RI guna mendukung kualitas pelayanan bagi masyarakat.
Sedangkan, terkait aplikasi Sipenata RTLH, Kadis PUPR Kabupaten Belu, Vinsensius Dalung mengatakan sebelumnya pendataan RTLH dilakukan secara manual pada 12 kecamatan. Tetapi berkat aplikasi tersebut masyarakat sudah mampu menginput data secara maandiri melalui aplikasi ini tanpa survei sehingga mempermudah pendataan RTLH.
“Secara umum masih banyak RTRH kurang lebih 35,30 persen. Memang terdapat keterbasan anggaran dalam pelaksanaan program pembangunan rumah layak huni. Sedangkan aplikasi Sipenata RTLH dapat diakses melalui Playstore dari aplikasi ini kemudian dapat dibuat peta persebaran RTLH di Kabupaten Belu, memang kendalanya masyarakat belum paham cara penginputan data sehingga kami terus melaksanakan sosialisasi melalui media sosial dan berkoordinasi dengan petugas pelayanan di tingkat Desa,” ungkap Vinsen.
Kepala BP4D Kabupaten Belu, Rene Bere Baria yang turut hadir dalam Talk Show ini mengatakan, berdasarkan data BPS capaian indeks pembangunan manusia di Kabupaten Belu akhir 2023 mengalami peningkatan 67,5 persen dari target 63,67 persen dengan sumbangan terbesar dari sektor kesehatan karena angka harapan hidup yang meningkat dari sebelumnya 66 tahun menjadi 67 tahun.
Tisera Antonius sebagai perwakilan tokoh masyarakat Kabupaten Belu menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Bupati dan Pemerintah Belu atas berbagai inovasi yang mendukung kebutuhan masyarakat Belu, baik dibidang kesehatan maupun bidang perumahan.
“Tidak sebatas penilaian dan penghargaan, ini juga menjadi tantangan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Belu dan Dinas PUPR Kabupaten Belu agar kiranya segala pencapaian selain dipertahankan juga terus ditingkatkan agar setiap program yang dilaksanakan bisa berlanjut juga dituntut inovasi dan kompetensi dari ASN. Terima kasih juga kami sampaikan kepada RRI Atambua sebagai media penyebaran informasi kegiatan Pemerintah Kabupaten Belu,” ungkapnya.(ras)