Oelamasi, swaratimor.co.id – Gelar akademik yang disandang seseorang dalam satu sisi kehidupan seperti Magister Theologia hanyalah sebuah pemberian gelar dimuka bumi untuk menunjukkan prestasi akademik yang telah diperoleh. Namun yang paling berat sebenarnya adalah kesaksian hidup dari seseorang yang telah menyandang gelar akademik tersebut.
Hal ini dikatakan Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe dalam sambutannya sebelum membuka seminar berthemakan, Tantangan Masyarakat NTT Menyikapi Dan Memasuki Era Digital dan Post Digital Society Dalam Perspektif Teologis Antropologis, yang diseleggarakan mahasiswa Pascasarjana Institut Agama Kristen Negeri Kupang, Senin (27/6/2022).
“Magister Theologia hanya pemberian gelar dimuka bumi ini dalam satu sisi kehidupan tapi yang paling berat menurut saya itu kesaksian hidup kita. Kalau kita menyandang gelar Master Theologia tapi kesaksian hidup kita tidak menunjukkan seorang nilai-nilai Kristiani maka berat juga. Titik pusat dalam hidup kita itu ada dalam Alkitab. Alkitab itu memuat segala hal menyangkut hidup kita. Termasuk peristiwa dua ribu tahun lalu juga ada dalam Alkitab,” kata Jerry di Gereja Ebenhaezer Tarus Barat Desa Mata Air Kabupaten Kupang.
Jerry yang juga menyandang gelar Magister Theologia dari Universitas Kristen Archa Wacana (UKAW) ini menegaskan, perilaku dan kesaksian hidup dari seorang Magister Theologia amat penting. Sebab orang tidak mau tahu gelar M.Th yang disandang itu adalah gelar M.Th dogma atau M.Th kepemimpinan Kristen. Karena itu, sebagai pejabat public dirinya sering meminta ayat Alkitab beserta ilustrasi pada sejumlah Pendeta agar dapat menyisipkan ayat Alkitab dan ilustrasi tersebut saat memberikan sambutan pada acara Pemerintahan.
“Saya pernah jadi mahasiswa dan memang dosen itu perintah enak saja tapi kita memang harus bisa melakukan seminar seperti ini. Seminar ini penting sekali. Tadi Pak Ketua panitia bilang lisan itu hanya sementara dan tulisan itu abadi. Tapi saya mau bilang lisan dan tulisan itu belum cukup karena yang lebih penting itu kesaksian hidup, perilaku. Apa yang kita buat dalam hidup kita setelah kita menyandang gelar Magister Pendidikan, Magister Theologi. Itu sangat sulit, apalagi kita yang pejabat publik yang harus bertemu dengan setiap lapisan orang, setiap agama, kepercayaan. Tapi puji Tuhan karena kita percaya bahw Tuhan yang punya itu semua jadi Tuhan yang memberikan hikmat untuk kita semua,” ungkap Jerry lagi.
Lebih lanjut Jerry mengatakan, kemajuan teknologi telah membuat kehidupan di era digital tidak terhindarkan.
Karena itu, mau tidak mau, suka tidak suka, semua tetap mengambil bagian dari perkembangan teknologi yang ada, khususnya internet. Inilah yang disebut dengan “digital society” atau masyarakat digital.
“Fenomena digitalisasi ini sejatinya terjadi di hampir semua aspek kehidupan manusia, baik itu di sektor bisnis, urusan publik, pendidikan, kesehatan, sosial, politik hingga kehidupan teologia. Di pemerintahan sendiri, sudah banyak aktivitas rutin juga bersifat digital. Contohnya kehadiran e-KTP, serta untuk
perencanaan anggaran, proses tender bahkan sampai SPJ-pun kami sudah implementasikan,” kata Jerry lagi.
![](https://swaratimor.co.id/wp-content/uploads/2022/06/Lanny-2-260x300.jpg)
Sementara Dr. Lanny Koroh, M.Hum pengajar Pascasarjana IAKN Kupang mengatakan dirinya merasa bangga karena berkat kerjasama mahasiswanya maka seminar ini dapat terlaksana.
“Saya sebagai dosen mata kuliah tentunya memiliki rasa bangga sekali karena pagi hari ini saya bisa berdiri disini. Kalau mau dibilang semua kegiatan hari ini berkat kerjasama mahasiswa. Saya sebagai dosen, omong kasarnya Pak Wakil, saya hanya perintah saja bahwa ujian akhir semester itu, mau tidak mau saya tidak mau tahu harus dibuat dalam bentuk seminar. Saya tidak mau mahasiswa saya ini tiap hari ke kampus hanya untuk mengejar nilai diatas transkrip. Saya tidak mau itu,” kata Dr. Lanny.
Dr. Lanny berharap ilmu-ilmu yang didapat dapat disebarkan, dapat dibagikan ditengah masyarakat. Oleh karena itu, kehadiran mahasiswa Pascasarjana, khususnya kelas A, B dan C semoga memberi nilai yang baik bagi masyarakat di NTT. (epo)