Oelamasi, swaratimor.co.id – Pemerintah Kabupaten Kupang mengakui sejak pertama dicanangkan tanggal 15 Januari 2016 lalu, eksistensi Kampung KB di Kabupaten Kupang telah berkontribusi dalam mengendalikan kuantitas dan kualitas penduduk.
Hal ini diungkapkan Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Kupang, Novita Foenay saat membacakan sambutan Bupati Kupang, Rabu, (5/10-2022) pada kegiatan kunjungan peserta workshop pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (KKB) di desa mata air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.
“Tidak hanya itu, di Kampung KB peranan setiap individu begitu esensial karena secara konseptual dari individulah cikal bakal keluarga kecil yang sehat dan sejahtera bisa terwujud yang nantinya akan bermuara ke persentase kehidupan masyarakat Kabupaten Kupang yang unggul. Unggul dalam bidang pemukiman, sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” kata Novita Foenay.
Novita mengatakan, saat ini Kabupaten Kupang memiliki 37 Kampung KB yang tersebar di 24 Kecamatan.
“Kampung KB yang ada di klasifikasi ke 26 Kampung KB dasar dan 11 Kampung berkembang. Perlu juga kami sampaikan bahwa dalam waktu dekat bersama dengan tim provinsi NTT akan dilakukan pencanangan Kampung KB di desa Fatusuki Kecamatan Amfoang Selatan dan desa Sahraen Kecamatan Amarasi Selatan,” ujar Asisten III Sekda Kabupaten Kupang ini.
Semua Kampung KB yang ada, lanjutnya, telah mengakomodir suatu sistem yang terintegrasi dan terkonvergensi dengan penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat.
Kunjungan lapangan di desa mata air Kecamatan Kupang Tengah ini sudah untuk kesekian kali dan menurut Bupati Kupang hal yang perlu dipetik dari workshop pengelolaan Kampung KB di desa mata air perlu dilakukan sebagai best practice setelah mendapatkan teori dan melakukan FGD selama 2 hari sebelumnya.
Novita berharap, kiranya kunjungan lapangan ini bermanfaat sebagai sumber pengalaman empiris juga untuk mendapatkan gambaran penyelenggaraan kehidupan sehari-hari di Kampung KB.
Kepala perwakilan BKKBN Provinsi NTT yang diwakili Kabid Pengendalian Penduduk, Esi Malelak mengakui perlu dilakukan upaya untuk menaikkan klasifikasi kampung KB.
“Saat ini hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kampung KB adalah menaikkan klasifikasi kita dan setiap kegiatan KB harus diinput di website agar klasifikasinya bisa naik,” kata Esi Malelak.
Sedangkan kepala desa Mata Air, Benyamin Kanuk mengungkapkan pencanangan Desa Mata Air sebagai kampung KB telah dilakukan sejak 2017 silam. Dimana, dulunya Kampung KB tidak disukai orang namun kini masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya Kampung KB. Apalagi ada istilah yang sudah membudaya di timur bahwa banyak anak banyak rezeki. Namun perjuangan tidak kenal lelah untuk membuktikan eksistensi Kampung KB telah membuahkan hasil.
Benyamin Kanuk menegaskan, Kampung KB bukan urusan banyak anak tapi bicara soal kampung yang berkualitas. “Dengan menekan perkawinan dini menggunakan Perdes, bertujuan juga untuk mempersiapkan bibit unggul yang siap melahirkan dan mengatur rumah tangga dengan baik yang juga merupakan tujuan dari kampung KB,” jelasnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, di desa Mata Air terdapat 8 seksi dan kelompok kerja Kampung KB yang semuanya berfungsi. Beberapa terobosan baru dan inovasi yang diciptakan dia adopsi dari daerah lain di luar NTT.
“Membangun kampung KB tidak hanya dari Dana Desa namun juga harus punya inovasi untuk menekan angka stunting dan menumbuhkan hasil produksi masyarakat dan peningkatan ekonomi. Untuk mewujudkan itu mereka tidak bekerja sendiri namun menggandeng LSM atau NGO untuk bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dari sisi keluarga yang berkualitas,” ungkapnya.
Turut hadir pada kegiatan ini, Perwakilan Kemendagri dan Kementerian Kesehatan, Kepala Perwakilan BKKBN Pusat Roro dan tim, pimpinan OPD terkait se-propinsi NTT, salah satunya Kadis BKKBN kab. Kupang Yesay Lanus dan Kepala RSKK Maria Sau, Camat Kupang Tengah Rudolf Talaan, Ketua Pokja Kampung KB Desa Mata Air Matheos Henuk serta peserta lainnya.(epo)