Oelamasi, swaratimor.co.id – Pandemi Covid 19 yang terjadi menciptakan kesenjangan yang cukup besar bagi perkembangan anak usia dini. Sekolah yang ditutup menyebabkan interaksi anak dengan teman sebaya menjadi berkurang, anak belajar dari rumah dan akhirya tidak mendapatkan bimbingan langsung dari guru, serta kurang dukungan pembelajaran yang tepat dari orang tua. Kondisi ini berdampak besar pada ketidaksiapan anak untuk lanjut ke jenjang pendidikan sekolah dasar.
Pemerintah Indonesia dan UNICEF telah berupaya meminimalisir kesenjangan ini. Melalui kemitraan dengan CIS Timor, UNICEF menggelar program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) HI di Provinsi NTT dengan menyasar beberapa PAUD dan SD dikhususkan kelas awal, yakni kelas 1, kelas 2, kelas 3 yang terdampak COVID 19.
Sebelumnya telah dilakukan kegiatan Pelatihan Calon Pelatih Literasi Kelas Awal. Melalui kegiatan ini, 12 master trainer literasi kelas awal dan transisi sekolah di Kabupaten Kupang siap melatih guru kelas awal selama 2 hari kegiatan. Juga diharapkan mereka bisa terus melakukan training mandiri bagi para guru lainya. Dan demi mendukung aktivitas pelatih, dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Kupang telah mengeluarkan SK untuk 12 master trainer Literasi kelas awal di Kabupaten Kupang ini. Para master trainer ini berasal dari unsur pengawas, kepala sekolah dan juga pegiat literasi yang ada di Kabupaten Kupang.
Pendampingan 35 SD dari 10 Kecamatan
Spesialis Edukasi Program ECD UNICEF dan CIS Timor, Teice Benu menjelaskan, kegiatan sessi satu telah dilaksanakan di 4 lokasi yakni, di SDN Oelnunu untuk Kelompok Fatuleu 1, SD GMIT Tofa untu kelompok Amarasi Barat, SD I Batakte untuk kelompok Kupang Barat, SDS Pelita Hati Baumata Untuk kelompok Taebenu.
Sementara saat ini atau tepatnya, 20-21 Oktober 2022, lanjut Teice Benu, sedang berlangsung sesi dua yang melibatkan peserta dari kelompok Takari dan Amfoang berlangsung di SD N 2 OH Aem Kecamatan Amfoang Selatan. Kecamatan Kupang Timur dan Amarasi berlangsung di SD Inpres Babau dan juga untuk Kecamatan Semau dan Semau selatan sementara berlangsung di SD Negeri Hansisi.
Dalam pelatihan ini, jelas Teice lagi, ada kegiatan simulasi di sela teori yang disampaikan. Melalui simulasi diharapkan materi yang diserap lebih banyak, dan para guru dapat langsung mempraktekkan di lembaganya masing-masing. Proses penerapan perubahan pembiasaan akan terlihat melalui kegiatan mentoring yang dilakukan UNICEF, CIS Timor dan master trainer pasca kegiatan pelatihan bagi para guru.
“Kami menyampaikan hal tersebut untuk memberikan penekanan bagi bapak/Ibu bahwa tindak lanjut yang kami harapkan dari kegiatan ini adalah perubahan pembiasaan pembelajaran pada anak-anak transisi pra sekolah ke sekolah dasar. Guru mampu mengejar ketertinggalan perkembangan anak dengan cara memperhatikan kebutuhan anak dan memberikan pembelajaran yang tepat bagi anak,” kata Teice Benu.
Dalam proses menerapkan pembelajaran yang mendukung anak dalam mengejar ketertinggalan ini, tambah Teice Benu lagi, CIS Timor, UNICEF, dan master trainer akan selalu mendampingi para guru ini sehingga kendala yang ditemui dalam proses penerapannya, para guru dapat sebebasnya meminta bantuan dan arahan dari penyelenggara.
Sementara Wilibrodus Karongara yang adalah pengawas dari Dinas P dan K Kabupaten Kupang dalam sambutan pembukaan bagi Kelompok Takari dan Amfoang mengharapkan para peserta yang ada dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik sehingga kedepan dalam melaksanakan proses belajar mengajar bagi kelas awal di tempat masing-masing dapat bermanfaat bagi peningkatan pemahaman terkait literasi dan numerasi.
“Tugas kita adalah mengejar ketertinggalan akibat rendahnya kemampuan literasi di kabupaten kupang,” kata Wilibrodus Karongara. (epo)