Oelamasi, swaratimor.co.id – Pelajar SD Inpres Buraen II Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang, Provinsi NTT bernama Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau yang biasa dipanggil Nono berhasil menjadi juara pertama dalam Abacus Brain Gym (ABG) International Mathematics Competition yang diikuti 7000 siswa dari berbagai negara seperti America, Canada, Qatar, Bangladesh, United Arab Emirates, Australia dan Indonesia.

Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat Bersama Bupati Kupang, Korinus Masneno berkesempatan hadir langsung dalam acara penyerahan reward peringkat pertama Abacus Brain Gym (ABG) International Mathematics Competition kepada Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau yang biasa dipanggil Nono ini.

Acara yang dilaksanakan di ruang rapat Gubernur NTT, pada Selasa (10/01/2023) tersebut dihadiri juga Bupati Kupang Korinus Masneno, Founder ABG USA, Juli Agustar Djonli, Founder ABG Indonesia, Aguslina Angkasa, Perwakilan dari Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR), Budi Prihantoro, Person in Charge (PIC) YPA-MDR area Kabupaten Kupang, Lilik Harjanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT, Prisila Parera, Para Kepala Sekolah, Guru, serta Siswa-siswi SD dan SMP penyandang bantuan donasi sekolah-sekolah binaan YPA-MDR di kabupaten Kupang.

Penyerahan penghargaan berupa piala, sertifikat dan hadiah uang tunai sebesar 200 Dolar Amerika kepada Caesar Archangel Hendrik Meo Tnunay alias Nono itu dilakukan langsung oleh Juli Agustar Djonli selaku Founder Abacus Brain GYM (ABG) USA yang hadir langsung dari Amerika ke Kupang, NTT.

Nono merupakan siswa kelas dua SD Inpres Buraen 2, di Kabupaten Kupang, Provinsi NTT yang berhasil meraih Juara 1 Abacus Brain Gym (ABG) International Mathematics Competition tahun 2022 setelah mengalahkan 7.000 peserta dari berbagai negara. Sedangkan juara 2 pada kompetisi tersebut diduduki peserta asal negara Qatar dan tempat ke-3 oleh peserta dari USA.

Sebelumnya, tepatnya pada tahun 2021, Nono yang  merupakan bungsu dari tiga bersaudara ini juga pernah meraih Juara III pada ajang yang sama.

Caesar Archangel Hendrik Meo Tnunay atau yang akrab disapa Nono lahir pada 2 April 2015 dari keluarga sederhana dan tinggal di Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang. Ibunya seorang Guru dan ayahnya seorang Petani. Walaupun dalam keterbatasan fasilitas pendidikan di daerahnya, namun Nono memiliki ketekunan dan semangat juang yang tinggi dalam usaha meraih cita-citanya.

Abacus Brain Gym (ABG) International Mathematics Competition yang diikuti Nono merupakan ajang perlombaan Internasional kompetisi Matematika dan SEMPOA (Sistem Edukasi Mengoptimalkan Potensi Otak Anak) yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym, dimana seluruh pesertanya berasal dari para pelajar antar negara di berbagai belahan dunia.

Dalam sambutannya, Gubernur VBL menyampaikan apresiasi terhadap Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR) selaku inisiator dalam memberikan pendampingan pendidikan metode Sempoa kepada Nono dan siswa-siswi lainnya yang hadir di NTT sejak tahun 2016.

“Atas nama Pemerintah Provinsi NTT dan masyarakat NTT kami sangat berterima kasih atas dedikasi pengabdian dari Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR) dan juga para Founder ABG, karena walaupun di luar sana kita masih dianggap Provinsi miskin, tapi kita patut berbangga karena bisa melahirkan anak yang sangat berprestasi di kancah Internasional, seorang juara dunia dalam diri Nono,” ungkap Gubernur VBL.

“Hari ini Nono telah membuktikan, bukan hanya kepada kita yang hadir, tapi juga kepada seluruh dunia bahwa peradaban kemajuan suatu daerah hanya bisa diperoleh dan dibangun melalui ketekunannya dalam dunia pendidikan”, tambah VBL.

Ia juga meminta Kepala Daerah di NTT beserta jajarannya untuk kembali mendesain metode pendidikan yang efektif dan berkolaborasi dengan YPA-MDR agar dapat memajukan pendidikan yang lebih optimal.

“Saya minta Bupati beserta jajarannya, dalam hal ini Kadis pendidikan baik di Pemprov dan Kabupaten untuk dapat memahami metode pembelajaran dari YPA-MDR, karena metode ini sendiri sudah terbukti hasilnya. Ini input bagus bagi kita di NTT untuk mereplikasi metode ini,” paparnya.

“Terlebih juga kepada kemampuan dan teknik guru dalam transfer knowledgenya harus bagus. Karena dengan begitu tingkat pemahaman para siswa juga akan semakin baik. Karena hanya guru yang pintar, yang dapat menghasilkan murid yang pintar,” tambahnya.

Caesar A. H. M. Tnunay atau Nono

Bupati Kupang, Korinus Masneno sebagai orang nomor satu di Kabupaten Kupang yang hadir pada kesempatan tersebut mengaku bangga, terharu dan bersyukur atas prestasi yang diraih Nono pelajar asal Amarasi Kabupaten Kupang ini.

“Saya sebagai kepala daerah sungguh bangga, terharu dan bersyukur atas prestasi dan kecerdasan anak Nono yang memiliki kemampuan sensorik dan motorik diatas rata-rata. Diantara ribuan anak di seluruh dunia yang mengikuti kompetisi ini, kemampuan menghitungnya sangat cepat, hanya dengan memanfaatkan belajar menggunakan Sempoa,” ungkap Masneno. Dalam kesempatan ini Masneno yang juga mantan Wakil Bupati Kupang ini mengakui jika Nono berada di tangan orang yang tepat. Karena itu, dia berterima kasih atas dukungan Yayasan Pendidikan Astra Michael D.Ruslim, sehingga Nono bisa menjadi siswa Abacus Brain Gym yang berpestasi.

Pada kesempatan tersebut, Founder ABG Indonesia, Aguslina Angkasa menjelaskan, metode pendidikan Matematika perhitungan Sempoa bisa memaksimalkan potensi kecerdasan anak, membangun logika dan mengembangkan potensi dasar dengan brain gym serta latihan motorik lewat alat Sempoa.

“Metode Sempoa terbukti melatih keseimbangan otak kanan dan otak kiri dengan lebih optimal. Kemampuan berfikir logis, kreativitas serta konsentrasi yang maksimal. Melalui metode perhitungan Sempoa ke depan bisa lebih mengasah kemampuan visual audio dan kinestetik anak. Karena akronim dari SEMPOA sendiri adalah Sistem Edukasi Mengoptimalkan Potensi Otak Anak,” jelas Aguslina.

Sementara itu, Founder ABG USA, Juli Agustar Djonli  juga menyampaikan terima kasih secara langsung kepada Gubernur NTT yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut dan juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Daerah terhadap Nono serta siswa-siswi lainnya untuk terus dapat berprestasi.

“Terima kasih bapak Gubernur karena berkesempatan hadir dan bersama kami mendukung program ini. Komitmen kami memajukan pendidikan anak usia dini, bukan hanya bisa berhitung cepat yang menjadi capaian kami tapi bagaimana fokus kami pada proses otak mereka dalam mengelola data yang masuk dan mereka bisa merespon secara cepat dan tepat,” kata Juli.

“Semua juga berkat guru-guru terbaik. Saya berharap metode ini dapat diadaptasikan secara masive di NTT, dimana dapat memajukan pendidikan anak-anak kita di NTT. Karena harapan kami, mimpi kami sama juga seperti Bapak Gubernur, kita semua yakni di NTT akan lahir dan banyak lagi Nono Nono yang lain. Walaupun dalam keterbatasan fasilitas dan akses pendidikan, namun semangat belajar seorang Nono telah menginspirasi kita semua bahwa yang Nono capai, kita semua juga bisa capai,” tuturnya.

Sekedar informasi, Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR) yang berdiri sejak tahun 2009 adalah yayasan yang secara khusus didirikan dan dimiliki oleh PT Astra International Tbk sebagai pelaksana tanggung jawab sosial berkelanjutan bidang pendidikan dengan membina sasaran sekolah-sekolah di daerah prasejahtera atau 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di Indonesia.

Visi, misi dan goal YPA-MDR adalah menjadi lembaga yang mewujudkan Sekolah Unggul di daerah tertinggal dan yang mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas sebagai agent of change menuju masyarakat sejahtera. Pola pembinaan yang dilakukan berdasarkan 4 Pilar, yang meliputi Pilar Akademis, Pilar Karakter, Pilar Kecakapan Hidup dan Pilar Seni Budaya.

YPA-MDR berharap sekolah-sekolah binaan dapat termotivasi untuk menorehkan prestasi baik pada bidang akademik dan non akademik pada skala nasional bahkan internasional dimana hal ini sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa.

Hingga saat ini, YPA-MDR telah membina 112 sekolah (jenjang SD, SMP dan SMK/SMA) yang tersebar di 13 Kabupaten se-Indonesia, yaitu Kabupaten Lampung Selatan, Serang, Tangerang, Bogor, Majalengka, Kapuas, Kutai Barat, Barito Utara, Bantul, Gunung Kidul, Pacitan, Kabupaten Kupang dan Rote Ndao.

Di NTT, YPA-MDR sendiri telah melakukan MoU dengan Pemerintah Kabupaten Kupang pada tahun 2016 dan membina 8 SD, 3 SMP dan 2 SMK di dua kecamatan yaitu Takari dan Amarasi Selatan. Dua SD binaan yaitu SDN Sonraen (Amarasi Selatan) dan SDI Bokong 1 (Takari) pada tahun 2022 mendapatkan nilai akreditasi A.  Dan untuk Kabupaten Rote Ndao, MOU dilakukan pada tahun 2018 dengan 16 sekolah binaan (10 SD, 4 SMP, 1 SMK, dan 1 SMA). (epo)

 

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: