Oelamasi, swaratimor.co.id – Dalam rangka memerangi stunting dan tindak pidana perdagangan orang, Jemaat Overa Fatululat Klasis Amfoang Selatan, Minggu (1/10/2023) meluncurkan porgram Gereja Bersih Stunting dan Gereja Bersih Buruh Migran, bertempat di Gereja Overa Fatulutat Kecamatan Amfoang Tengah.
Peluncuran program ini ditandai dengan ibadah syukur bersama yang dipimpin Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Dr. Merry LY. Kolimon, M.Th sekaligus penandatangan prasasti oleh Bupati Kupang Korinus Masneno dan Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Dr. Merry LY. Kolimon, M.Th.
Bupati Kupang, Korinus Masneno dalam sambutannya mengapresiasi Program Gereja bersih stunting dan bersih buruh migran.
Masneno mengatakan, dirinya menjadikan gereja sebagai salah satu pilar pembangunan sehingga peran serta Gereja dalam mendukung pembangunan di Kabupaten Kupang sangat diperlukan.
“Saya memberikan apresiasi kepada MJ Gereja Overa Fatululat sudah buat program ini bersama Jemaat. Tentu kegiatan pertanian seperti menanam lombok, dan mengembangkan pertanian melalui sistem irigasi tetes dan beternak ayam KUB menjadi hal positif dalam pengembangan ekonomi jemaat. Hal ini juga tentunya membuka pola pikir para pemuda untuk berkerja dan memanfaatkan potensi lahan yang ada untuk bertani. Terima kasih kepada ketua Majelis Jemaat dan jemaat Overa,” kata Masneno.
Orang nomor satu di Kabupaten Kupang tersebut juga menjelaskan bahwa angka stunting di Kabupaten Kupang turun signifikan, dimana saat dirinya menjabat sebagai Bupati tahun 2019 angka stunting masih di angka 34 persen, lalu turun menjadi 19 persen tahun 2022 dan saat ini berdasarkan hasil penimbangan terakhir bulan Agustus 2023 sudah turun menjadi 12 persen.
“Beragam upaya dilakukan dalam rangka percepatan penurunan stunting, diantaranya melakukan gerakan orang tua asuh stunting yang melibatkan berbagai stakeholder baik ASN, TNI-Polri hingga pihak lainnya,” katanya. Saat ini, jelas Masneno, jangan terlalu memikirkan masalah dan kesulitan yang ada tetapi bagaimana mencari solusi jalan keluar dan menyelesaikan secara baik kesulitan dan permasalahan yang ada. Tentu dengan semangat dan dukungan bersama oleh Gereja menjadi solusi bersama dan memperkuat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Terkait pertanian tetes dan peternakan ayam KUB yang dilakukan oleh Jemaat Overa diharapkan akan terus tumbuh dan memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat bahkan dapat dipasarkan guna mendukung ekonomi jemaat.
Dalam kesempatan ini Masneno menghimbau agar keluarga menjadi benteng terkuat terhadap berbagai upaya pihak luar yang menjadikan anak-anak sebagai korban perdagangan orang.
“Mari perkuat iman, mental dan semangat membangun diri menjadi lebih baik lewat potensi-potensi yang kita miliki. Mari berkerja secara revolusioner pada bidang-bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan kelautan dan pariwisata yang kita miliki atau yang saya sebut dengan Revolusi 5 P,” ajak Masneno.
Ketua Majelis Jemaat Overa Fatululat Pdt. Gustaf Nenu, M.Th, menyampaikan Gereja memiliki tanggung jawab dalam kehidupan jemaat bukan hanya soal iman tetapi juga ekonomi dan lainnya. Melalui program Gereja bersih stunting dan Gereja bersih buruh migran diharapkan memberikan motivasi bagi jemaat untuk meningkatkan gizi keluarga dan menekan angka stunting sekaligus memperkuat ekonomi jemaat sehingga tidak tertarik untuk pergi dan berkerja diluar negeri.
Dirinya berterima kasih atas dukungan Majelis Sinode GMIT dan Pemerintah Kabupaten Kupang sehingga memberikan motivasi penguatan terhadap jemaat Overa.
Gustaf menjelaskan, dengan berkerja bersama, jemaat Overa bisa mengembangkan tanaman Cabe yang perminggunya bisa menghasilkan panen hingga 1,5 ton menggunakan irigasi tetes, dimana pemuda-pemuda Overa dikirm berlatih di Bali dan pulang mengaplikasikan ilmunya.
Dirinya berharap ekonomi keluarga menjadi kuat dan menjadi benteng terhadap upaya-upaya perdagangan orang.
“Kami berharap dengan diluncurkannya program ini akan membuat jemaat berdaya, ekonomi tumbuh sehingga iman dan ekonomi jemaat diberkati,” ungkap Gustaf.(epo)