Donald Trump

Jakarta – Baru-baru ini beredar rumor yang menyebut mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terkena infeksi seksual menular (IMS) sifilis.

Dikutip dari detik.com, rumor tersebut muncul setelah beredar foto yang memperlihatkan Presiden AS ke-45 itu tengah berlambai ke kamera dengan tiga bercak merah di telapak tangannya.

Donald Trump diketahui tengah meninggalkan kediamannya di New York untuk menghadiri sidang pencemaran nama baik kedua E Jean Carroll pada Rabu (17/1/2024). Imbas ‘bercak’ merah yang terlihat di ibu jari, telapak tangan, dan jari telunjuknya itu, tak sedikit yang berspekulasi jika ia memiliki masalah kesehatan, termasuk diduga terkena sifilis. Bahkan rumor yang menyebarkan Donald Trump terkena sifilis ini berasal dari ungkapan mantan penasehat Presiden AS ke-42 Bill Clinton, James Carville.

“Bagi saya, luka tersebut tidak tampak seperti luka. Mereka tampak seperti melepuh. Dan saya telah bertanya kepada sejumlah MD (dokter), kondisi medis apa yang muncul melalui luka di tangan dan jawabannya langsung dan cepat dengan suara bulat – sifilis sekunder,” ucapnya.

Sifilis memang memiliki empat tahap, yakni primer, sekunder, laten, dan tersier. Masing-masing tahap tersebut memiliki tanda dan gejala berbeda. Gejala utama sifilis sekunder adalah ruam kulit dan/atau luka di mulut atau sekitar alat kelamin, serta ruam di telapak tangan dan/atau telapak kaki.

Di sisi lain, Dr Joshua Zeichner, seorang profesor dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, mengatakan kepada Business Insider bahwa Trump kemungkinan besar mengalami ruam. Kondisi tersebut dapat terjadi oleh hampir semua penyakit kulit apapun, termasuk tangan yang kering.
“Ruam di tangan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, kondisi peradangan, hingga paparan eksternal,” kata Zeichner, dikutip dari Insider.

Meskipun demikian, tanda tersebut dilaporkan menghilang dari tangan Trump hanya beberapa jam kemudian ketika ia mengadakan kampanye di New Hampshire menjelang pemilihan pendahuluan Partai Republik di Negara Bagian Granite. Juga, tidak ada bukti nyata bahwa Trump mengidap kondisi tersebut. Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak mantan Presiden Donald Trump.(*/ras)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: