Kupang, swaratimor.co.id – Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi dan calon Wakil Gubernur NTT, Adrianus Garu atau yang populer dengan tagline Paket SIAGA telah menyiapkan rencana kerja pada 100 hari pertama ketika dipercaya masyarakat memimpin NTT.
Dalam acara konsolidasi masyarakat Manggarai Raya yang ada di Kota Kupang, Minggu (22/9/2024) malam, calon Wakil Gubernur NTT Adrianus Garu mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap seluruh pembangunan yang ada di bumi Flobamorata NTT. Sebab pihaknya telah menemukan banyak pembangunan yang tidak bermanfaat.
“Karena kita sudah temukan. Bagun pasar manusianya tidak ada akhirnya rumput lebih tinggi dari pada pasar.Berarti ini bukan stok kebutuhan. Sementara ada pasar yang punya obyek dan potensi untuk PAD tapi tidak dikerjakan. Ini kalau kita evaluasi, satu Kabupaten lebih dari 20 Pasar. Ini kacau. Begitu juga terminal-terminal. Banyak sekali kita temui bahkan Pelabuhan-pelabuhan. Sejak bangun hanya tes kapal sandar setelah itu sampai hari ini tidak ada kapal yang sandar. Dan ini harus di viralkan yang saya omong ini. Banyak juga Balai Latihan Kerja (BLK) yang dibangun tapi tidak ada tukang las. Ini harus kita pikir sama-sama dan kita benahi,” kata Adrianus Garu di Aula Koperasi Solidaritas Kupang.
Menurut dia, pembenahan perlu dilakukan agar uang yang ada tidak dihambur-hamburkan untuk sesuatu yang mubasir tetapi dapat dipergunakan untuk membuat sesuatu yang baru dan berguna bagi masyarakat.
“Ini harus kita pikir sama-sama dan kita benahi sehingga kedepan itu uang jangan hambur-hambur lagi untuk bangun yang sama. Saya ada temukan jembatan timbang dibangun tapi tidak ada mobil yang ditimbang disana. Kerja pertama Bappeda nanti evaluasi ini barang dengan semua instansi. Dan itu sebetulnya ada semua di Bappeda khusus tim evaluasi. Tapi itu tadi mungkin kecendrungan terlibat berdasarkan kepentingan biar hasilnya kemudian. Ini akan kita rubah, itu salah satu komitmen kita. Sehingga uang yang tercecer-cecer itu kita kumpul dapat dimanfaatkan untuk hal yang baru untuk membangun daerah ini,” katanya lagi.
Sementara calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi mengungkapkan, dirinya ingin menjadi Gubernur NTT karena dirinya melihat NTT sedang mengalami krisis kepemimpinan.
“Ada satu krisis di NTT yang adalah bidang saya itu adalah krisis kepemimpinan.
Kalau seorang Bupati di demo-demo oleh rakyatnya itu tandanya mulai dari RT sampai Camat itu tidak kerja. Kalau Bupati sampai kerepotan dengan rakyatnya, itu tandanya yang dibawah Bupati itu tidur. Kalau Gubernur sampai harus turun sendiri urus satumasalah itu tandanya Bupati, Camat, Lurah, RT/RW tidur. Ini krisis makanya kita lambat ini Pembangunan. Itu saya anggap sesuatu yang emergency maka saya tertarik dan menyatakan diri untuk mengambilalih,” ungkap Simon Petrus Kamlasi (SPK).
Simon berjanji tidak akan menerapkan system kepemimpinan ala militer jika terpilih menjadi Gubernur NTT. Namun dirinya tidak segan untuk menindak tegas bawahannya yang melakukan kesalahan.
“Saya tidak akan menerapkan kepemimpinan Militer tapi konsekuensi jabatan itu dua Tingkat diatas orang yang berbuat salah itu tanggungjawab. Ini catatan dalam Birokrasi. Bahwa etos kerja, kinerjanya itu tercatat. Bahwa orang yang dipimpinnya pernah melakukan kesalahan atau tidak optimal. Jadi nanti tugas saya, Sekda itu kita mengevaluasi pekerjaan orang dalam birokrasi,” jelaas SPK.
Dia menambahkan, apa yang telah disampaikan calon wakil gubernur, Adrianus Geru merupakan hasil pemikiran mereka berdua dana bukana hasil pemikiran orang per orang.
“Yang keluar dari Wakil Gubernur itu sama dengan dari Gubernur. Tidak ada itu pendapatnya Gubernur atau Wakil saja. Kami dua ini adalah Dwi Tunggal,” tandas Simon Petrus Kamlasi.(epo)